TASIKMALAYA — Badan Gizi Nasional (BGN) mengalihkan 526.000 porsi Program Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk membantu korban banjir dan longsor yang melanda Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Aceh sejak akhir November 2025. Kebijakan ini diambil setelah banyak sekolah terdampak meliburkan kegiatan belajar-mengajar, sehingga distribusi MBG diarahkan kepada masyarakat yang kini berada di pengungsian.
BACA JUGA : BMKG Pastikan Operasi Modifikasi Cuaca Berlanjut untuk Percepatan Penanganan Bencana di Sumatra
BGN menyebut langkah ini sebagai bentuk respons cepat untuk memastikan kebutuhan gizi dasar para penyintas tetap terpenuhi di tengah keterbatasan akses makanan siap konsumsi. Pengalihan ratusan ribu porsi MBG diharapkan dapat menjangkau ribuan keluarga yang kini berada di titik pengungsian dengan fasilitas terbatas.
Langkah BGN tersebut mendapat apresiasi dari Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Nihayatul Wafiroh (Ninik) yang menilai kebijakan itu tepat sasaran dan relevan dengan kebutuhan di lapangan.
“Keputusan ini sangat tepat. Saat sekolah diliburkan, program MBG tidak berhenti tapi dialihkan kepada para korban banjir, yang banyak di antaranya adalah anak sekolah juga,” ujar Ninik, dikutip dari pkb.id, (30/11/2025).
Ninik menilai jumlah 526.000 porsi cukup untuk memenuhi kebutuhan harian pengungsi yang tersebar di sejumlah titik, namun tetap mengingatkan pentingnya menjaga higienitas, keamanan pangan, serta akurasi pendataan selama pendistribusian.
“Distribusi di situasi bencana berbeda dengan kondisi normal. Higienitas dan skema penyaluran harus diperhatikan agar tidak menimbulkan masalah baru,” katanya.
Peran Strategis MBG dalam Situasi Darurat
BGN menegaskan bahwa pengalihan MBG di masa bencana berperan penting untuk:
-
memenuhi kebutuhan gizi harian korban banjir, terutama anak-anak
-
mendukung dapur umum di daerah terdampak
-
meringankan beban logistik pemerintah daerah dan relawan
-
menyediakan makanan siap saji yang aman di tengah akses pangan yang terbatas
Ninik juga menekankan agar MBG memprioritaskan kelompok rentan seperti anak-anak, ibu hamil, ibu menyusui, lansia, serta pengungsi yang kesulitan mengakses makanan. (LS)
