TASIKMALAYA – Konflik internal di tubuh Malut United FC memanas setelah pemecatan pelatih kepala Imran Nahumarury dan Direktur Teknik Yeyen Tumena. Keduanya dituding melakukan pelanggaran berat berupa pengambilan fee dari kontrak pemain asing. Namun, Imran tak tinggal diam.
Pelatih yang membawa Malut United finis di posisi ketiga Liga 1 musim lalu itu buka suara. Ia dengan tegas membantah tudingan yang dilontarkan manajemen klub dan menyebutnya sebagai fitnah yang mencoreng reputasinya.
“Ini fitnah keji. Aduh terlalu sekali. Mana ada begitu. Gaji seng (tidak) lah. Tuhan seng mungkin angkat beta sampai posisi ini kalau beta seng jujur,” ujar Imran, dikutip dari referensimaluku.id.
BACA JUGA : Malut United Pecat Imran Nahumarury dan Yeyen Tumena karena Dugaan Praktik Uang
Mantan pemain Timnas Indonesia itu menyebut bahwa dirinya menjadi korban permainan kekuasaan di balik layar. Ia menyatakan bahwa apa yang terjadi adalah bagian dari “habis manis, sepah dibuang.”
“Beta tahu ini permainan sapa. Istilahnya habis manis sepah dibuang,” tegasnya.
Imran juga menyesalkan bahwa manajemen tak mempertimbangkan prestasi besar yang diraih tim di bawah arahannya. Ia menekankan bahwa selama memimpin tim, dirinya selalu menjunjung nilai kejujuran dan profesionalisme.
Hingga saat ini, belum ada respons lanjutan dari manajemen terhadap pernyataan Imran tersebut. Namun, situasi ini diprediksi akan terus berkembang dan menjadi sorotan publik, terutama mengingat reputasi dan prestasi yang telah ditorehkan Imran bersama Malut United. (*)