Khazanah

Sejarah sebagai Cahaya Inspirasi: Menyelami Hikmah dari Surat Al-Hasyr dan Siroh Nabawiyyah

×

Sejarah sebagai Cahaya Inspirasi: Menyelami Hikmah dari Surat Al-Hasyr dan Siroh Nabawiyyah

Sebarkan artikel ini
Foto: dok

TASIKMALAYA – Sejarah bukan sekadar rangkaian peristiwa yang terpendam di masa lalu. Bagi umat Islam, sejarah adalah cahaya inspirasi yang menuntun cara berpikir, membentuk karakter, dan menghadirkan pelajaran berharga untuk menghadapi tantangan peradaban masa kini. Salah satu sumber inspirasi terbesar terdapat dalam Al-Qur’an, khususnya pada kisah-kisah yang menggambarkan perjalanan dakwah Nabi Muhammad ﷺ.

Salah satu ayat yang menguatkan pentingnya pelajaran dari sejarah adalah firman Allah dalam Surat Al-Hasyr ayat 2:

“Maka ambillah (kejadian itu) sebagai pelajaran, wahai orang-orang yang mempunyai wawasan.”

Ayat ini menegaskan bahwa setiap peristiwa bersejarah memiliki nilai pendidikan, terutama bagi mereka yang mau melihat dengan bashirah—pandangan hati yang tajam dan mendalam.

Surat Al-Hasyr dan Ketajaman Pelajaran Sejarah

Surat Al-Hasyr, yang oleh sebagian ulama juga disebut Surat Bani Nadhir, menggambarkan dinamika masyarakat Madinah pada masa Nabi. Ayat-ayatnya tidak hanya menceritakan peristiwa konflik, tetapi juga menekankan pesan moral, spiritual, dan sosial yang selalu relevan sepanjang zaman.

BACA JUGA : Rahasia Surat Al-Fatihah: Ternyata Mengandung Perintah untuk Belajar Sejarah

Beberapa hikmah yang dapat ditarik dari surat ini:

1. Allah sebagai pusat kekuatan dan penentu sejarah

Ayat tersebut dibuka dengan penegasan “Dia-lah (Allah)…”. Ini mengingatkan bahwa perjalanan sejarah umat manusia tidak pernah lepas dari kehendak Allah. Setiap perubahan—baik kemajuan maupun kemunduran—selalu terkait dengan kedekatan manusia kepada-Nya.

2. Pentingnya ketangguhan spiritual dalam menghadapi tantangan

Dulu, sebagian sahabat merasa berat menghadapi kelompok yang memiliki benteng dan kekuatan politik. Namun Al-Qur’an menegaskan bahwa kekuatan sejati bukan pada benteng atau perhitungan manusia, tetapi pada keteguhan iman dan kebergantungan kepada Allah.

Pelajarannya untuk hari ini: menghadapi tantangan global, kemunduran moral, dan gejolak sosial tidak cukup hanya dengan kecerdasan atau strategi duniawi. Diperlukan fondasi spiritual yang kokoh agar umat memiliki karakter kuat dan tidak mudah goyah.

3. Kekuatan opini dan narasi dalam sejarah

Surat Al-Hasyr menggambarkan bagaimana persepsi, asumsi, dan opini dapat memengaruhi masyarakat. Ini sangat relevan di era modern yang dipenuhi arus informasi. Pelajaran Al-Qur’an mengingatkan bahwa umat perlu memiliki literasi sejarah dan literasi media agar tidak terombang-ambing oleh opini yang menyesatkan.

Foto: dok

Menggali Inspirasi dari Siroh Nabawiyyah

Siroh Nabi Muhammad ﷺ adalah gudang inspirasi bagi seluruh dimensi kehidupan: kepemimpinan, sosial, politik, keluarga, manajemen konflik, hingga pembangunan masyarakat.

Banyak ulama dan cendekiawan kontemporer menggali hikmah siroh untuk menjawab tantangan zaman modern. Misalnya:

  • Dr. Thariq Suwaidan membahas manajemen perbedaan dalam kehidupan sosial.

  • Dr. Sa’duddin Utsmani menelaah perilaku politik Rasulullah yang penuh kebijaksanaan.

  • Prof. Dr. Thariq Al-Habib mengkaji aspek psikologi ketika Nabi menginjak usia 40 tahun.

  • Dr. Abdul Karim As-Syathi menyoroti bagaimana siroh membentuk generasi tangguh.

Muktamar internasional tentang sunnah dan siroh nabawiyyah juga menunjukkan betapa luas dan dalamnya kajian sejarah Rasulullah, dari hukum, militer, pendidikan, hingga pembangunan peradaban.

Mengapa Kita Butuh Inspirasi Sejarah Hari Ini?

Di tengah dunia modern yang dipenuhi krisis:

  • kemerosotan moral,

  • kegamangan identitas,

  • kemiskinan spiritual,

  • pertarungan ekonomi dan teknologi,

  • serta tantangan generasi muda,

sejarah memberi jawaban berupa nilai, keteladanan, arah, dan prinsip hidup.

1. Sejarah membentuk karakter

Dengan memahami keteguhan para sahabat, umat dapat membangun kembali mental kuat, berani, dan bermartabat.

2. Sejarah menjadi peta solusi

Masalah sosial dan peradaban yang terjadi hari ini bukan hal baru. Banyak di antaranya pernah terjadi di masa Nabi dan para ulama terdahulu. Menarik pelajaran dari metode Rasulullah memberikan arah praktis dalam mengelola masyarakat yang majemuk, menghadapi konflik, dan membangun keharmonisan.

3. Sejarah menguatkan optimisme

Banyak tantangan hari ini tampak berat. Namun sejarah menunjukkan bahwa keterpurukan bukan akhir. Bangsa dan umat yang memiliki nilai kuat dan visi besar selalu mampu bangkit.

Sejarah Islam sebagai Sumber Peradaban

Para ulama seperti Mahmud Syits Khattab menekankan bahwa siroh adalah sumber pengetahuan strategis bagi umat. Karya-karya beliau menunjukkan bagaimana Nabi membangun masyarakat, mengelola informasi, menjaga rahasia, mengatur strategi, dan menyiapkan generasi.

Semua itu bukan untuk meniru bentuk konflik masa lalu, tetapi untuk mencontoh ketepatan strategi, kedalaman analisis, dan kejernihan visi.

Sejarah Islam bukan sekadar nostalgia. Ia adalah:

  • cermin untuk melihat diri,

  • kompas untuk menentukan arah,

  • dan sumber energi untuk membangun peradaban baru yang lebih adil dan bermartabat.

Allah sendiri memerintahkan: “fa‘tabilū yā ulil-abṣār” — ambillah pelajaran, wahai orang-orang berwawasan.
Ayat ini menjadi ajakan agar umat terus menggali hikmah sejarah, memperdalam spiritualitas, dan menjadikan siroh sebagai sumber inspirasi untuk membangun masa depan yang cerah. (LS)

Sumber : Berbagai kitab Sirah Nabawiyah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *