TASIKMALAYA – Kasus dugaan keracunan massal kembali terjadi di Kabupaten Tasikmalaya. Kali ini, puluhan siswa SMK Negeri 1 Cipatujah harus menjalani perawatan medis usai menyantap menu Makan Bergizi Gratis (MBG) yang disediakan pemerintah, (1/10/2025).
BACA JUGA : BGN Nonaktifkan 56 SPPG Terkait Insiden Keamanan Pangan Program MBG, Termasuk di Tasikmalaya?
Awalnya dilaporkan sebanyak 14 siswa mengalami gejala mual, sakit perut, pusing, muntah, dan diare. Namun jumlah korban terus bertambah hingga mencapai 33 orang. Para siswa diketahui mulai mengeluhkan gejala tersebut beberapa jam setelah menyantap makanan MBG berupa nasi, ayam, tahu, timun, dan jeruk.
Kepala Puskesmas Cipatujah, Cepi Anwar, membenarkan adanya insiden keracunan tersebut. Ia menyebut, jumlah korban yang terus berdatangan membuat tenaga medis harus bekerja ekstra.

“Benar, ada yang alami gejala keracunan. Sedang kami tangani. Agak kelabakan Pak, karena agak banyak. Yang datang ini nyicil,” ujar Cepi saat dikonfirmasi, Rabu siang.
Berdasarkan data sementara, 33 siswa SMKN 1 Cipatujah telah mendapat penanganan medis di beberapa fasilitas kesehatan, yaitu Puskesmas Cipatujah, Puskesmas Bantarkalong, Pustu Desa Darawati, dan Klinik Medika.
Kepala Puskesmas Bantarkalong, Riski Tazali, juga mengonfirmasi pihaknya menerima enam siswa dengan gejala serupa.
“Betul, ada enam orang pelajar SMKN Cipatujah yang kami tangani akibat gejala keracunan makanan,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Desa Padawaras, Yayan Siswandi, mengatakan bahwa kondisi darurat memaksa sebagian korban ditangani langsung di lokasi kejadian.
“Ini ditangani di ambulans, sebagian ditangani di Pustu Padawaras. Ada yang masih menunggu antrean,” kata Yayan.
Informasi di lapangan menyebut, dapur penyedia makanan yang sama menyalurkan sebanyak 3.940 porsi MBG, bukan hanya untuk pelajar tingkat SMK dan SMA, tetapi juga untuk siswa SMP dan SD. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran lebih luas terkait keamanan distribusi makanan tersebut.
Hingga berita ini diturunkan, pihak terkait masih melakukan penanganan medis terhadap para korban sekaligus menelusuri sumber pasti penyebab dugaan keracunan massal di Cipatujah. (rzm)