TASIKMALAYAKU – Anggoda DPRD Jawa Barat Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) Budi Mahmud Saputra menjadi tim pemandu haji daerah yang terus menebarkan kebaikan pada pelaksnaan haji Tarun 2025 kali ini.
Dalam kegiatannya tersebut Ia terus melakukan pemanduan kapada para jamaah haji yang brasal dari Jawa Barat mulai dări tahapan pemberangkatan hingga proses perlaksanaan haji.

“Tentunya slaku wakil rakyat kami narus toetap melayani warga kami. Kami akan terharu dengan melihat Lansia jamaah haji dari Jawa Barat yang begitu semangat beribadah yang merupakan rukun islam yang kelima,” ungkap Budi.
Menurut Budi ribuan jamaah haji dari Jawa Barat yang melaksanakan ibadah haji dengan 10 tahapan yakni.
1. Niat dan Ihram dari Miqat
Perjalanan haji dimulai dengan mengenakan pakaian ihram dan berniat untuk menunaikan ibadah haji. Niat ini dilakukan di tempat yang disebut miqat, tergantung dari arah kedatangan jemaah.
* Laki-laki memakai dua lembar kain putih tak berjahit.
* Perempuan mengenakan pakaian sederhana yang menutup aurat, tanpa penutup wajah.
Setelah itu, jemaah mulai membaca talbiyah: “Labbaik Allahumma labbaik, labbaika laa syarika laka labbaik…”
2. Wukuf di Arafah (9 Zulhijah)
Pada tanggal 9 Zulhijah, jamaah bergerak menuju Padang Arafah. Inilah puncak ibadah haji. Wukuf dimulai sejak tergelincir matahari (Zuhur) hingga terbenam.
Rasulullah SAW bersabda: “Haji itu adalah Arafah.” (HR. Tirmidzi)
Di sini, jemaah dianjurkan memperbanyak melakukan berbagai amalan seperti Salat Zuhur dan Asar yang diqasar serta dijamak, mendengarkan khutbah Wukuf, berzikir, berdoa, membaca Al-Qur’an.
3. Bermalam di Muzdalifah
Setelah matahari terbenam di Arafah, jemaah menuju Muzdalifah tanpa salat Maghrib di Arafah. Di Muzdalifah, mereka menggabungkan salat Maghrib dan Isya, bermalam hingga menjelang Subuh, serta mengumpulkan batu kerikil untuk melontar jumrah.
4. Melontar Jumrah Aqabah (10 Zulhijah)
Pada pagi 10 Zulhijah (Hari Raya Iduladha), jemaah kembali ke Mina dan melakukan lontar Jumrah Aqabah, yaitu melempar 7 batu kerikil ke satu tiang besar sebagai simbol melawan godaan setan.
5. Mencukur atau Memotong Rambut (Tahallul Awal)
Setelah menyembelih kurban, jemaah mencukur seluruh rambut atau sebagian (bagi perempuan cukup memotong sedikit). Ini disebut tahallul awal, yang membuat sebagian larangan ihram menjadi halal (kecuali hubungan suami-istri).
6. Tawaf Ifadah
Setelah tahallul awal, jemaah menuju Masjidil Haram untuk melaksanakan Tawaf Ifadah, yaitu mengelilingi Ka’bah sebanyak 7 putaran. Ini adalah rukun haji yang wajib dilakukan.
7. Sa’i antara Shafa dan Marwah
Setelah tawaf, jemaah melakukan sa’i, yaitu berjalan cepat antara Bukit Shafa dan Marwah sebanyak 7 kali. Ini mengingatkan perjuangan Hajar mencari air untuk putranya, Ismail. Jika sa’i sudah dilakukan saat umrah, maka tidak perlu dilakukan lagi (tergantung manasik haji yang dipilih).
8. Tahallul Kedua
Setelah menyelesaikan Sai, tahapan berikutnya adalah tahallul kedua. Pada tahap ini, jemaah haji telah menyelesaikan tiga ritual utama yaitu melontar jumrah aqabah, tawaf ifadhah, dan sai. Dengan mencapai tahap tahallul kedua, jemaah haji telah bebas dari semua larangan ihram, termasuk berhubungan suami-istri.

9. Bermalam di Mina (11–13 Zulhijah)
Selama hari-hari Tasyrik (11–13 Zulhijah), jamaah kembali ke Mina untuk melontar tiga jumrah:
* Jumrah Ula
* Jumrah Wustha
* Jumrah Aqabah.
Setiap hari, ketiganya dilempar dengan masing-masing 7 batu kecil. Setelah itu, jemaah kembali bermalam di Mina.
10. Tawaf Wada
Tahap terakhir dari ibadah haji adalah tawaf wada, yaitu tawaf perpisahan yang dilakukan di Masjidil Haram sebelum jemaah meninggalkan Makkah. Tawaf wada dilakukan dengan mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali sebagai tanda perpisahan dan salam kepada Baitullah. (*)