TASIKMALAYA – Pertemuan hangat antara Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dan Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri dalam peringatan Hari Lahir Pancasila di Gedung Pancasila, Jakarta, (2/6/2025), dinilai sebagai simbol penting rekonsiliasi politik antargenerasi di Indonesia.
Meski sebelumnya hubungan politik antara kubu PDIP dan pasangan Prabowo-Gibran sempat merenggang akibat dinamika Pilpres 2024, pertemuan tersebut menunjukkan sinyal positif akan membaiknya komunikasi antara tokoh senior dan pemimpin muda bangsa.
Ketua DPP PKB, Daniel Johan, menilai bahwa interaksi Gibran dengan Megawati memperlihatkan kedewasaan politik serta penghormatan kepada para tokoh bangsa.
“Gibran menunjukkan kepekaan etika dan penghargaan terhadap seniornya. Ini mencerminkan nilai Pancasila yang hidup dalam perilaku para pemimpin kita,” ujar Daniel, seperti dikutip dari detikom, (3/6/2025).
BACA JUGA : Dinilai Atasi Krisis Pangan, Zulkifli Hasan Raih Penilaian Tertinggi sebagai Menko
Daniel juga menyoroti peran Presiden Prabowo Subianto dalam mendorong terciptanya suasana akrab di tengah perbedaan politik yang sempat memanas.
“Pak Prabowo tampaknya sangat jeli membaca momentum. Pertemuan ini terjadi di hari yang sangat simbolik: Hari Lahir Pancasila. Ini bukan sekadar seremoni, tapi sinyal kebangsaan,” ungkapnya.
Meski belum ada kepastian soal pertemuan lanjutan antara Gibran dan Megawati, Daniel menyebut hal itu adalah urusan pribadi kedua tokoh.
“Kita serahkan saja kepada Bu Mega dan Mas Gibran. Tapi yang jelas, publik menangkap energi positif dari pertemuan ini,” tambahnya.
Sekjen Gerindra, Ahmad Muzani, yang turut hadir dalam momen tersebut, menggambarkan suasana sebagai hangat dan penuh keakraban.
“Mereka sempat bercanda. Atmosfernya cair. Ini menunjukkan komunikasi itu mungkin, bahkan di tengah dinamika politik yang keras,” kata Muzani.
Pertemuan ini menambah harapan akan terciptanya jembatan dialog yang kuat antara generasi senior dan pemimpin muda dalam mewujudkan semangat persatuan nasional. (*)