Pendidikan

Tempe Diajukan ke UNESCO, Indonesia Targetkan Warisan Budaya Dunia 2026

×

Tempe Diajukan ke UNESCO, Indonesia Targetkan Warisan Budaya Dunia 2026

Sebarkan artikel ini
Foto: ilustrasi

TASIKMALAYA – Kementerian Kebudayaan (Kemenbud) resmi mengajukan tempe sebagai Warisan Budaya Tak Benda ke United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO). Upaya ini diharapkan dapat mengantarkan tempe sebagai warisan budaya dunia ke-17 milik Indonesia pada 2026.

Wakil Menteri Kebudayaan (Wamenbud) Giring Ganesha mengatakan, pengajuan tempe ke UNESCO bukan sekadar soal produk makanan, melainkan nilai, pengetahuan, dan proses budaya yang menyertainya.

“Begitu banyak tempe. Ini membuktikan bahwa yang kita perjuangkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda dunia adalah ilmunya, value-nya,” ujar Giring saat memberikan sambutan dalam Seminar Budaya Tempe di Gedung A Kemendikbud, (19/12/2025).

Menurut Giring, tempe memiliki relevansi kuat dengan tren global saat ini, khususnya gaya hidup sehat yang semakin diminati masyarakat dunia.

“Sekarang dunia sedang shifting. Banyak orang memilih clean eating dan vegan. Ini momentum luar biasa untuk memperkenalkan kebudayaan Indonesia yang sehat,” tuturnya.

BACA JUGA : Buku Sejarah Indonesia Resmi Terbit, Klaim 350 Tahun Dijajah Direvisi

Direktur Jenderal Diplomasi, Promosi, dan Kerja Sama Kebudayaan Kemenbud, Endah Tjahjani Dwirini, mengungkapkan bahwa dokumen tempe saat ini masih dalam tahap kajian oleh UNESCO.

“Mudah-mudahan pada 2026 nanti tempe bisa disahkan dan menjadi warisan budaya tak benda ke-17 dari Indonesia,” katanya.

Endah menegaskan, penetapan tempe sebagai warisan budaya dunia diharapkan memberi manfaat luas, mulai dari komunitas perajin tempe, pelaku industri, hingga masyarakat umum.

Lebih jauh, Endah berharap tempe tidak hanya dikenal sebagai makanan, tetapi juga sebagai pengetahuan lokal yang mendunia.

“Budaya dan tradisi tempe ini bukan hanya sajiannya, tapi pengetahuan lokal yang menjadi pengetahuan global. Apalagi tempe tidak hanya dibuat dari kedelai, tetapi juga dari berbagai jenis kacang-kacangan,” jelasnya.

Jika telah diinskripsi UNESCO, produk tempe ke depan akan dilabeli sebagai Warisan Budaya Tak Benda UNESCO.

“Nanti produk-produk tempe akan ada tulisan bahwa sudah diinskripsi menjadi warisan tak benda UNESCO tahun 2026,” tambah Endah.

Kemenbud juga mendorong inovasi dalam pengolahan tempe, baik dari segi bentuk, rasa, maupun bahan baku. Endah menyebut kemungkinan munculnya produk turunan seperti jus tempe hingga variasi olahan modern lainnya.

“Tidak hanya berhenti pada pengakuan UNESCO, tapi harus ada inovasi. Bahkan ada jus tempe dan sebagainya, bukan hanya olahan yang biasa-biasa saja,” ujarnya.

Selain itu, bahan baku tempe juga didorong untuk dikembangkan tidak hanya dari kedelai, tetapi dari berbagai jenis kacang lain.

“Kalau terus disosialisasikan, mudah-mudahan masyarakat juga akan menyukai tempe dari bahan selain kedelai,” pungkas Endah. (LS)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *