TASIKMALAYA — Laporan terbaru Pusat Standar dan Kebijakan Pendidikan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (PSKP Kemendikdasmen) mengungkapkan fakta krusial terkait dunia pendidikan vokasi. Lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) tercatat sebagai jenjang pendidikan dengan tingkat pengangguran terbuka tertinggi sejak 2015.
Data tersebut dihimpun dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan disajikan dalam laporan berjudul Menguatkan Ekosistem, Menumbuhkan Pembelajar: Refleksi Capaian dan Tantangan Pendidikan Indonesia 2019–2024. PSKP menganalisis tingkat pengangguran terbuka berdasarkan jenjang pendidikan, mulai dari SD hingga S1, pada tahun 2015, 2017, 2019, 2021, dan 2023.
Hasilnya, tingkat pengangguran lulusan SMK secara konsisten berada di posisi teratas, dengan angka terendah tercatat 9,31 persen pada 2023. Sebaliknya, tingkat pengangguran terendah justru berasal dari lulusan SD, yakni 2,39 persen.
PSKP Kemendikdasmen menilai tingginya pengangguran lulusan SMK menjadi sorotan serius, mengingat tujuan utama pendidikan vokasi adalah menyiapkan lulusan yang siap masuk dunia kerja.
“Selama ini, SMK sering mendapat kritikan karena dianggap kurang berhasil memenuhi tujuannya, yakni menghasilkan lulusan yang siap kerja. Tingkat pengangguran terbuka lulusan SMK lebih tinggi dari tingkat pengangguran terbuka lulusan SMA,” tulis PSKP dalam laporannya.
Tren Pengangguran Lulusan SMK
Berdasarkan data PSKP Kemendikdasmen, berikut perkembangan tingkat pengangguran terbuka lulusan SMK dari tahun ke tahun:
-
2015: 13,02 persen
-
2017: 11,38 persen
-
2019: 10,36 persen
-
2021: 11,13 persen
-
2023: 9,31 persen
PSKP mencatat lonjakan pengangguran lulusan SMK terjadi saat pandemi COVID-19. Meski sempat menurun pada 2023, kondisi tersebut menunjukkan kerentanan lulusan SMK dibanding lulusan SMA dalam menghadapi dinamika pasar kerja.
BACA JUGA : Wamendikdasmen Resmikan Revitalisasi Pendidikan di Tasikmalaya, Tekankan Sinergi Pusat–Daerah
“Hal ini mengindikasikan relatif lebih rentannya lulusan SMK dibandingkan dengan lulusan SMA dalam dunia kerja,” tulis PSKP, dikutip dari detik.com.
Rekomendasi PSKP untuk Tekan Pengangguran SMK
Untuk menekan angka pengangguran lulusan SMK, PSKP Kemendikdasmen merekomendasikan sejumlah langkah kebijakan strategis, di antaranya:
-
Investasi berkelanjutan dalam pengembangan SMK, baik dari sisi sarana, prasarana, maupun kualitas pembelajaran.
-
Pemadanan kemitraan dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) yang disesuaikan dengan kedalaman dan kualitas kerja sama.
-
Penguatan komunikasi pemerintah pusat guna mendorong peran aktif DUDI dalam membangun ekosistem pendidikan vokasi.
-
Reviu berkala program dan kompetensi keahlian SMK, agar selaras dengan kebutuhan dan perkembangan industri.
PSKP menegaskan, tanpa perbaikan ekosistem vokasi secara menyeluruh, lulusan SMK berpotensi terus tertinggal dalam persaingan pasar kerja nasional. (LS)












