TASIKMALAYA – Ada satu kebiasaan yang kerap dilakukan selama perjalanan panjang dan justru berbahaya yaitu tidur di dalam mobil saat kendaraan berhenti.
Meski tampak sepele, tindakan ini bisa membawa risiko kematian akibat keracunan gas karbon monoksida (CO), terutama jika dilakukan dengan mesin dan AC dalam kondisi menyala.
Sony Susmana, Direktur Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), mengingatkan bahwa tidur di mobil yang sedang berhenti, apalagi dalam kondisi AC menyala, bisa sangat membahayakan jiwa.
“Tidur di mobil saat berhenti itu rawan. Kalau mesin dan AC tetap menyala, gas buang dari knalpot bisa masuk ke kabin tanpa disadari. Gas karbon monoksida ini tidak berwarna dan tidak berbau, tapi sangat beracun,” jelas Sony, dikutip dari kompascom.
Karbon monoksida bisa menyebabkan pusing, lemas, hingga kematian jika terhirup terlalu lama di ruang tertutup seperti kabin mobil.
BACA JUGA : Pengedar Sabu di Indihiang Ditangkap, Polisi Amankan Puluhan Gram Sabu dan Ganja
Tidur di Mobil? Ini Syarat Aman-nya
Sony menegaskan, bukan berarti tidak boleh beristirahat di mobil, namun harus memperhatikan beberapa hal berikut:
-
Matikan mesin dan AC.
-
Buka sedikit kaca jendela untuk sirkulasi udara.
-
Jangan tidur terlalu lama di dalam mobil tertutup.
-
Jika tetap ingin menyalakan AC, harus ada orang yang berjaga di luar mobil dan memeriksa kondisi setiap 15 menit.
Alternatif terbaik, lanjut Sony, adalah beristirahat di tempat umum seperti mushola atau rest area yang telah disediakan di sepanjang jalur tol.
Jangan Anggap Remeh
Istirahat di mobil memang bisa terasa nyaman, tapi risiko yang mengintai jauh lebih besar dari yang dibayangkan. Bahaya keracunan gas saat tidur di mobil berhenti sudah menelan korban di berbagai negara, termasuk Indonesia.
Oleh karena itu, penting bagi para pengemudi dan penumpang untuk lebih waspada dan memilih cara beristirahat yang aman selama di perjalanan. (*)
