TASIKMALAYA – Nilai tukar rupiah ditutup menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Senin (8/9/2025). Namun, pasar diperkirakan akan menghadapi tekanan baru besok, Selasa (9/9/2025), setelah Presiden Prabowo Subianto mengumumkan reshuffle kabinet yang salah satunya mengganti Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
BACA JUGA : Prabowo Resmi Ganti Sri Mulyani, Purbaya Yudhi Sadewa Jadi Menteri Keuangan Baru
Mengutip Bloomberg, rupiah spot pada Senin sore ditutup menguat 0,75% ke posisi Rp 16.310 per dolar AS. Penguatan ini terjadi seiring pelemahan dolar AS di pasar global.
Berdasarkan data Trading Economics, indeks dolar AS (DXY) pada pukul 17.25 WIB berada di level 97,743 atau terkoreksi 0,02% secara harian. Secara mingguan, DXY juga turun 0,03% dan melemah 0,79% secara bulanan.
Analis mata uang Doo Financial Futures, Lukman Leong, mengatakan pelemahan dolar AS mendorong penguatan rupiah dan sejumlah mata uang regional.
“Rupiah dan mata uang regional menguat di tengah sentimen risk on oleh meningkatnya prospek pemangkasan suku bunga The Fed,” ujarnya, (8/9/2025), dikutip dari kontan.co.id.
Meski demikian, Lukman menilai penguatan rupiah tidak akan bertahan lama. Ia memperkirakan pada perdagangan Selasa (9/9/2025), rupiah akan kembali melemah di kisaran Rp 16.350–Rp 16.500 per dolar AS.
Menurut dia, pelemahan ini akan dipicu oleh respon pasar terhadap pengumuman reshuffle kabinet Presiden Prabowo, khususnya pergantian Menteri Keuangan. “Pelemahan besok menyusul konfirmasi reshuffle kabinet yang di mana salah satunya Ibu Sri Mulyani diganti. Ini telah menyebabkan sentimen risk off di pasar domestik,” pungkas Lukman. (LS)