Nasional

Sri Mulyani Curhat Soal Lukisan Bunga yang Dijarah: Simbol Kenangan Pribadi yang Tak Ternilai

×

Sri Mulyani Curhat Soal Lukisan Bunga yang Dijarah: Simbol Kenangan Pribadi yang Tak Ternilai

Sebarkan artikel ini
Sri Mulyani dan lukisan bunga buatannya 2025 09 03

TASIKMALAYA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan curahan hatinya setelah kehilangan sebuah lukisan yang sangat berarti dalam kehidupannya. Lukisan tersebut, yang diberi nama Lukisan Bunga, bukan sekadar karya seni, melainkan simbol perjalanan batin dan kenangan pribadi yang mendalam.

BACA JUGA : Sri Mulyani Terbitkan PMK untuk Danai Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih Rp16 Triliun dari SAL

Sri Mulyani mengungkapkan bahwa lukisan itu ia buat sendiri 17 tahun lalu. Bagi dirinya, Lukisan Bunga adalah hasil perenungan, kontemplasi, sekaligus bagian dari perjalanan hidup yang penuh nilai emosional.

Ia menggambarkan bahwa lukisan tersebut menyimpan makna yang sama berharganya seperti rumah tempat anak-anaknya tumbuh dan bermain, penuh kenangan yang tak bisa diukur dengan uang.

“Lukisan Bunga itu bagi penjarah pasti dibayangkan bernilai sekedar seperti lembaran uang. Lukisan Bunga yang saya lukis 17 tahun lalu adalah hasil dan simbol perenungan serta kontemplasi diri, sangat pribadi. Seperti rumah tempat anak-anak saya tumbuh dan bermain, sangat pribadi dan menyimpan kenangan tak ternilai harganya,” ujar Sri Mulyani dalam keterangannya, seperti dikutip dari detik.com, (3/9/2025).

Namun, Sri Mulyani mengaku kecewa sekaligus sedih karena lukisan yang begitu berharga itu telah raib.

Ia menyamakan hilangnya lukisan tersebut dengan lenyapnya rasa aman, kepastian hukum, serta rasa kemanusiaan yang seharusnya dijunjung tinggi di Indonesia.

“Lukisan Bunga itu telah raib lenyap seperti lenyapnya rasa aman, rasa kepastian hukum dan rasa perikemanusiaan yang adil dan beradab di bumi Indonesia. Para penjarah seperti berpesta,” ungkapnya dengan nada getir.

Curahan hati Sri Mulyani ini bukan hanya menggambarkan kehilangan pribadi semata, tetapi juga menjadi simbol refleksi atas kondisi bangsa.

Menurutnya, tindakan penjarahan dan hilangnya rasa keadilan adalah potret nyata dari masalah yang harus dihadapi bersama.

BACA JUGA : Doa Bersama di Mapolres Tasikmalaya, Ojol hingga Ulama Mohon Keselamatan Bangsa

Sebagai seorang pejabat negara, Sri Mulyani menegaskan bahwa kehilangan ini menjadi pengingat penting bahwa keamanan, kepastian hukum, serta nilai kemanusiaan adalah fondasi yang harus dijaga agar masyarakat tidak terus hidup dalam rasa was-was dan ketidakpastian. (LS)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *