TASIKMALAYA – Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Kota Tasikmalaya resmi memiliki kepengurusan baru untuk periode 2025–2030. Pelantikan digelar di Ballroom Hotel Horison Kota Tasikmalaya, (17/12/2025) dan dihadiri langsung oleh Wali Kota Tasikmalaya, Viman Alfarizi Ramadhan.
Pelantikan ini menandai dimulainya peran strategis FPK sebagai ruang kolaborasi lintas etnis dalam mendukung pembangunan dan kemajuan Kota Tasikmalaya. Saat ini, FPK Kota Tasikmalaya menaungi sedikitnya 15 etnis yang hidup berdampingan di wilayah tersebut.
Wali Kota Tasikmalaya Viman Alfarizi Ramadhan menyampaikan apresiasi kepada para pengurus yang baru dilantik. Ia menilai keberadaan FPK sangat penting sebagai wadah pemersatu di tengah keberagaman masyarakat Kota Tasikmalaya.
“Keberagaman etnis yang ada di Kota Tasikmalaya harus menjadi kekuatan, bukan perbedaan yang memecah belah. Di sinilah peran FPK untuk menyatukan visi demi kemajuan kota,” ujar Viman.
Menurutnya, pembangunan kota tidak hanya soal infrastruktur, tetapi juga stabilitas sosial, kerukunan, dan rasa saling menghargai antarwarga. Kota Tasikmalaya sebagai kota multi etnis membutuhkan ruang dialog dan komunikasi agar potensi konflik bisa dicegah sejak dini.
BACA JUGA : Perkuat Kamtibmas dan Tangkal Radikalisme, Kapolres Tasikmalaya Kota Rangkul GP Ansor
Viman menegaskan, FPK merupakan mitra strategis Pemerintah Kota Tasikmalaya dalam mewujudkan visi kota sebagai pusat industri jasa dan perdagangan yang religius, inovatif, maju, dan berkelanjutan.
“Kerukunan antar etnis, suku, budaya, dan umat beragama adalah fondasi utama Tasik Religius. Tanpa itu, pembangunan tidak akan berjalan maksimal,” katanya.
Sementara itu, Ketua FPK Kota Tasikmalaya Syahrial Koto mengungkapkan bahwa pihaknya akan memperkuat sosialisasi dan mengajak seluruh etnis yang ada di Kota Tasikmalaya untuk bergabung dalam FPK.
“Saat ini sudah ada 15 etnis yang tergabung. Ke depan, kami ingin FPK menjadi rumah bersama bagi seluruh etnis untuk berkontribusi nyata bagi Kota Tasikmalaya,” ujar Syahrial.
Dengan kepengurusan baru ini, FPK diharapkan tidak hanya menjadi simbol pembauran, tetapi juga aktor aktif dalam mendorong harmoni sosial, penguatan budaya, serta pertumbuhan ekonomi daerah. (LS)












