Berita UtamaEkonomi

Pencuri Gabah Gentayangan di Tasikmalaya, Petani Menjerit Kerugian

×

Pencuri Gabah Gentayangan di Tasikmalaya, Petani Menjerit Kerugian

Sebarkan artikel ini
Foto/Istimewa

TASIKMALAYAKU.ID – Musim panen yang seharusnya membawa sukacita bagi para petani di Kelurahan Leuwiliang, Kecamatan Kawalu, justru berubah menjadi momok menakutkan. Aksi pencurian gabah yang sedang dijemur di sawah makin menjadi-jadi, membuat para petani was-was setiap malam.

Wilayah sawah Rancakedung Halang dan Rancaekek menjadi titik rawan. Gabah hasil panen yang baru dijemur tak sempat dibawa ke rumah, sudah raib digondol pencuri.

Ujang (45), warga setempat, mengungkapkan keprihatinannya. Ia menceritakan kejadian yang baru saja menimpanya. “Rabu malam kemarin, saya kehilangan empat karung gabah di sawah Rancaekek. Padahal baru saja selesai dijemur dan rencananya mau digiling pagi harinya,” tuturnya dengan nada kecewa.

Menurut Ujang, kejadian seperti ini sudah bukan hal baru. Bahkan hampir setiap bulan ada saja petani yang jadi korban. Ia menduga ada kelompok tertentu yang memang sengaja mengincar gabah petani.

“Kalau dilihat dari polanya, sepertinya bukan kerjaan orang iseng. Bisa jadi ada sindikatnya. Saya lihat di media sosial juga, banyak yang mengalami kejadian serupa,” tambahnya.

Masalah ini semakin pelik karena sebagian besar petani tidak memiliki lahan cukup luas untuk menjemur gabah di rumah. Akhirnya, sawah menjadi satu-satunya tempat penyimpanan sementara, yang justru menjadi sasaran empuk pencuri.

Senada dengan Ujang, Dikdik (48), petani lain yang juga menjadi korban pencurian, mengaku kesal dan frustasi.
“Sudah susah payah dari mulai tanam sampai panen, eh hasilnya malah dicuri. Saya rugi sampai Rp 4-5 juta,” ungkapnya dengan nada geram.

Para petani kini berharap pemerintah dan aparat penegak hukum tidak tinggal diam. Mereka menginginkan tindakan nyata untuk mengusut tuntas kasus pencurian ini, serta adanya bentuk bantuan atau kompensasi untuk petani yang mengalami kerugian.

“Kami minta tolong kepada pihak berwenang untuk membantu kami. Jangan sampai petani makin malas bertani karena takut hasilnya hilang begitu saja,” kata Dikdik sambil menundukkan kepala. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *