TASIKMALAYA – Malam yang basah berubah jadi mimpi buruk bagi warga Kampung Sangkali, Desa Cogreg, Kecamatan Cikatomas. Hujan deras yang turun sejak Senin malam (7/7/2025) tak hanya membasahi tanah, tapi juga menggoyahkan dinding penahan yang selama ini berdiri kokoh di belakang rumah-rumah warga.
Sekitar pukul tiga dini hari, suara gemuruh memecah keheningan. Sebuah Tembok Penahan Tanah (TPT) tiba-tiba runtuh. Tanah merah, batu, dan batang-batang pohon pisang menerjang dua rumah warga. Dapur hancur, perabotan terpendam, dan harapan untuk tidur tenang malam itu ikut hilang.
“Iya, benar. Dua rumah warga ambruk karena tertimpa TPT,” ujar Nok Nurwanti, anggota Satgas Linmas Cikatomas, yang sejak pagi langsung turun ke lokasi kejadian.
Beruntung, tak ada korban jiwa. Tapi luka di hati dan kerugian materiil jelas tak bisa diabaikan. Kedua keluarga kini harus bertahan dengan sisa-sisa yang ada, di rumah yang setengah runtuh, dengan atap bolong dan dinding jebol.
BACA JUGA : Persib Sempat Senang, Tapi Egy Bilang Belum Selesai, Ditahan Imbang Dewa United 1-1
Petugas gabungan bersama warga bahu-membahu membersihkan puing dan lumpur. Namun, kebutuhan mendesak masih mengintai seperti bahan makanan, alat masak, dan terpal untuk melindungi bagian rumah yang terbuka.
“Kami butuh sembako, alat dapur, dan terpal untuk sementara,” ujar Nok, berharap uluran tangan segera datang.
Peristiwa ini kembali menjadi alarm keras bagi semua pihak. Musim hujan tak bisa diremehkan. Daerah-daerah rawan seperti Cikatomas butuh perhatian lebih agar duka semacam ini tak terulang lagi. (LS)