TASIKMALAYA – Rentetan kasus keracunan dan temuan makanan tidak layak konsumsi pada program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Tasikmalaya kini mendapat perhatian serius dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).
BACA JUGA : Lagi, Kualitas MBG Dipertanyakan: Dari Nasi Kuning Masam di Cisayong hingga Belatung di Singaparna
Ketua KPAI Kabupaten Tasikmalaya, Ato Rinanto, mengungkapkan pihaknya menerima banyak laporan dari masyarakat terkait kualitas makanan MBG. Laporan itu meliputi menu yang basi hingga temuan belatung.

“Ada laporan ke kami, termasuk temuan belatung di menu. Kami minta program MBG ini segera dievaluasi secara menyeluruh. Jangan sampai kasus keracunan maupun makanan tidak layak konsumsi kembali terulang, karena hal itu menyangkut keselamatan anak-anak,” tegas Ato, Jumat (3/10).
Menurutnya, penyediaan makanan bergizi seharusnya tidak hanya berfokus pada aspek gizi, tetapi juga menjamin kebersihan serta distribusi yang aman hingga ke tangan siswa.
Ia menekankan evaluasi perlu dilakukan dengan melibatkan berbagai pihak, mulai dari pemerintah daerah, dinas kesehatan, hingga penyedia jasa katering.
Kasus keracunan massal MBG sebelumnya terjadi di Kecamatan Cipatujah pada 1 Oktober 2025. Hingga Jumat (3/10), jumlah korban tercatat lebih dari 115 pelajar yang harus mendapat perawatan di sejumlah fasilitas kesehatan.
Program MBG sendiri merupakan salah satu kebijakan Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya untuk menyediakan makanan sehat bagi pelajar. Namun, rangkaian insiden belakangan ini membuat pelaksanaannya menuai sorotan tajam dari publik. (rzm)