TASIKMALAYAKU.ID – Kajian subuh di Polda Riau pada 10 Mei 2025, yang bertema “Alam dan Kita dalam Perspektif Agama dan Sains,” menjadi momen yang menarik, penuh pencerahan, dan juga penuh tawa. Dua tokoh terkenal, Ustaz Abdul Somad (UAS) dan Rocky Gerung, hadir sebagai narasumber untuk berbagi pandangan mereka tentang pelestarian alam, dengan cara yang tak biasa—menggabungkan nilai agama dan sains.
Di hadapan Kapolda Riau Irjen Herry Heryawan dan Gubernur Riau Abdul Wahid, UAS membuka acara dengan ceria dan penuh semangat. Dia menyebut Rocky Gerung sebagai “presiden akal sehat,” sementara dirinya sendiri bercanda disebut “ustaz akal sehat.”
Kata-kata itu disambut tawa hangat dari para hadirin, namun tetap membawa pesan mendalam tentang pentingnya berpikir jernih dan bertindak untuk melestarikan bumi.
Rocky Gerung, dengan gaya khasnya yang cerdas dan santai, menegaskan bahwa meskipun kita bisa berdiskusi panjang lebar tentang teknologi dan sains, yang paling penting adalah tindakan nyata.
BACA JUGA : Polemik Tugu Batas Desa Sukaraharja: Aksi Sepihak Picu Ketegangan
“Menanam pohon itu nyata. Kalau kamu ngomong soal AI atau kecerdasan buatan, itu teori. Tapi menanam pohon? Itu aksi!” kata Rocky, seraya mengajak semua orang, bahkan mantan pacar sekalipun, untuk peduli pada lingkungan. Dan seperti biasa, dia menutupnya dengan pantun ringan: “Pohon ditanam tumbuh harapan, tetaplah menanam walaupun sudah mantan.” Tawa pun pecah di ruangan itu.
Tak hanya selesai dengan ceramah, acara ini diakhiri dengan aksi langsung: penanaman pohon bersama. UAS, Rocky, Kapolda, dan Gubernur Riau semuanya ikut menanam pohon, sebagai simbol komitmen mereka untuk melestarikan alam.
Ini adalah langkah nyata untuk menunjukkan bahwa kita semua, tak terkecuali, memiliki tanggung jawab terhadap lingkungan.
Kapolda Herry Heryawan pun menyampaikan terima kasih atas kehadiran UAS dan Rocky Gerung yang telah memberikan wawasan berharga tentang cara melihat lingkungan dari dua sisi, agama dan sains.
Menurutnya, kerjasama lintas sektor ini sangat penting untuk memastikan gerakan penghijauan berjalan dengan baik dan berkelanjutan.
Gubernur Abdul Wahid juga menekankan pentingnya gerakan nyata. “Ini bukan hanya tentang teori, tapi aksi yang harus kita lakukan bersama. Kajian subuh ini adalah langkah konkret yang bisa menginspirasi banyak orang,” katanya.
Pada akhirnya, acara ini mengingatkan kita bahwa meskipun kita bisa berdiskusi sepuasnya tentang teori dan teknologi, yang paling penting adalah apa yang kita lakukan.
Aksi nyata, seperti menanam pohon, adalah langkah pertama yang bisa diambil oleh setiap orang untuk menjaga kelestarian alam. Dengan kolaborasi antara agama, sains, dan pemerintah, kita bisa menciptakan perubahan yang lebih besar dan lebih baik untuk masa depan bumi. (*)