Berita UtamaKabupaten TasikmalayaPendidikan

Keracunan Massal di Rajapolah, Program Makanan Bergizi Gratis Dihentikan Sementara

×

Keracunan Massal di Rajapolah, Program Makanan Bergizi Gratis Dihentikan Sementara

Sebarkan artikel ini
Foto/Ilustrasi

TASIKMALAYAKU.ID – Sebuah insiden yang menghebohkan terjadi di Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya. Puluhan siswa dari berbagai jenjang pendidikan dilaporkan mengalami gejala keracunan setelah menyantap makanan dari Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) pada Rabu, 30 April 2025.

Sebanyak 27 siswa harus dilarikan ke Puskesmas Rajapolah. Meski sebagian sudah diperbolehkan pulang, hingga Jumat, 2 Mei, sembilan orang masih harus menjalani perawatan intensif. Tidak hanya siswa, beberapa guru juga ikut mengeluhkan gejala serupa.

Merespons kejadian tersebut, Dinas Pendidikan Kabupaten Tasikmalaya bergerak cepat. Kepala Bidang SMP, Jani Maulana, menyampaikan bahwa pihaknya telah mengusulkan penghentian sementara program MBG khusus untuk wilayah Rajapolah.

“Walaupun distribusi makanan selama ini mengikuti standar prosedur, kami tidak mau mengambil risiko lebih besar. Jadi, kami putuskan untuk menghentikan sementara program ini di wilayah terdampak,” ujar Jani.

Ia menambahkan, pendataan terhadap seluruh siswa yang menerima makanan pada hari kejadian sedang dilakukan. Tujuannya jelas—untuk mengetahui siapa saja yang terdampak dan seberapa serius gejala yang mereka alami.

Sementara itu, sampel makanan yang dicurigai sebagai penyebab keracunan telah dikirim ke laboratorium di Bandung. Hasil uji laboratorium ini akan menjadi acuan utama dalam menentukan apakah program MBG bisa dilanjutkan atau perlu dievaluasi total.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tasikmalaya, Dadan Wardana, juga membenarkan bahwa jumlah korban cukup banyak.

“Kami mencatat sekitar 400 siswa dari TK hingga SMP mengalami gejala, kebanyakan berupa diare. Tim kami sudah turun ke lapangan untuk memverifikasi data dan mencari tahu penyebab pastinya,” ujarnya usai peringatan Hari Pendidikan Nasional.

Meski sebagian besar korban mengalami gejala ringan dan sudah tertangani, pihak dinas menegaskan bahwa keputusan lebih lanjut akan menunggu hasil pemeriksaan laboratorium. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *