Pendidikan

Kenapa di Hari Tasyrik Dilarang Berpuasa? Tanggal Berapa Saja? Ini Penjelasannya

×

Kenapa di Hari Tasyrik Dilarang Berpuasa? Tanggal Berapa Saja? Ini Penjelasannya

Sebarkan artikel ini
Foto/Ilustrasi

TASIKMALAYA – Umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak amal saleh menjelang Hari Raya Idul Adha, termasuk berpuasa sunnah seperti puasa Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah. Namun, setelah Hari Raya Idul Adha, tepatnya pada tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah—yang dikenal sebagai hari Tasyrik—Islam justru melarang berpuasa. Mengapa demikian?

Apa Itu Hari Tasyrik?

Hari Tasyrik adalah tiga hari setelah Idul Adha: tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah. Dalam sejarah Islam, hari-hari ini dinamai “Tasyrik” karena pada masa lalu umat Islam menjemur (menyasyriqkan) daging kurban di bawah sinar matahari agar lebih awet.

Namun lebih dari itu, hari Tasyrik memiliki dimensi ibadah dan sosial yang istimewa. Ia bukan hanya kelanjutan dari Hari Raya Idul Adha, tetapi juga termasuk dalam waktu yang dimuliakan sebagai hari makan, minum, dan bersyukur atas nikmat Allah SWT.

Larangan Puasa: Apa Dalilnya?

Larangan berpuasa di hari Tasyrik didasarkan pada hadits Rasulullah ﷺ yang diriwayatkan dari Uqbah bin Amir:

“Sesungguhnya hari Arafah, hari Idul Adha, dan hari-hari Tasyrik adalah hari raya kita umat Islam, dan hari-hari untuk makan dan minum.”
(HR. An-Nasa’i)

Hadits ini menegaskan bahwa hari Tasyrik adalah bagian dari hari raya, bukan hari untuk menahan diri dari makan dan minum seperti saat puasa.

Pendapat Para Ulama

Mayoritas ulama dari mazhab Syafi’i, Hanbali, dan sebagian besar ulama Hanafi mengharamkan puasa di hari Tasyrik. Bahkan bagi jamaah haji yang sedang melaksanakan haji tamattu’, puasa di hari-hari ini tidak dianjurkan—kecuali dalam kondisi sangat khusus (seperti tidak mampu membayar dam).

Mazhab Maliki juga berpendapat haramnya puasa pada hari Tasyrik, kecuali bila seseorang bernazar (meski berdosa karena bernazar untuk sesuatu yang dilarang).

Hikmah di Balik Larangan

Islam melarang puasa di hari Tasyrik karena:

  • Hari Tasyrik adalah hari syukur, bukan hari ibadah dengan menahan diri.

  • Ia menjadi waktu berkumpul dan berbagi nikmat, khususnya dari daging kurban yang telah disembelih.

  • Menahan diri dari makan dan minum bertentangan dengan semangat kebersamaan dan kegembiraan hari-hari tersebut.

Puasa di hari Tasyrik dilarang (haram) karena bertentangan dengan tujuan syariat hari tersebut, yakni untuk bersuka cita, makan, minum, dan bersyukur kepada Allah SWT. Ini adalah momentum mempererat ukhuwah dan menikmati karunia yang Allah berikan melalui ibadah kurban.

Kapan Hari Tasyrik 2025?

Sebagaimana telah disebutkan, hari Tasyrik jatuh pada tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah setiap tahunnya.
11 Dzulhijjah 1446 H: Sabtu, 7 Juni 2025
12 Dzulhijjah 1446 H: Minggu, 8 Juni 2025
13 Dzulhijjah 1446 H: Senin, 9 Juni 2025

Pengecualian Larangan Berpuasa di Hari Tasyrik

Meskipun secara umum dilarang, terdapat satu pengecualian dari larangan berpuasa di hari Tasyrik. Sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Bukhari, pengecualian ini berlaku bagi jamaah haji yang tidak mampu membayar dam (denda) karena melakukan haji tamattu’ atau qiran, dan tidak menemukan hewan kurban (hadyu) untuk disembelih.

Bagi mereka, diperbolehkan berpuasa tiga hari selama pelaksanaan haji (bisa termasuk hari Tasyrik) dan tujuh hari setelah kembali ke kampung halaman.

Hari Lain yang Diharamkan Berpuasa

Selain hari Tasyrik, terdapat hari-hari lain yang juga diharamkan untuk berpuasa bagi umat Islam. Hari-hari yang dilarang untuk berpuasa ada lima, yaitu:

· Hari Raya Idul Fitri (1 Syawal)
· Hari Raya Idul Adha (10 Dzulhijjah)
· Hari Tasyrik (11, 12, dan 13 Dzulhijjah)

Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha merupakan hari kemenangan dan perayaan besar bagi umat Islam, sehingga diharamkan berpuasa pada hari-hari tersebut. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *