Pendidikan

Kemendikdasmen Bakal Bikin Buku Literasi Pangan, Diharapkan Jadi Motor Penggerak SDM Unggul Menuju Kedaulatan Bangsa

×

Kemendikdasmen Bakal Bikin Buku Literasi Pangan, Diharapkan Jadi Motor Penggerak SDM Unggul Menuju Kedaulatan Bangsa

Sebarkan artikel ini
buku pangan gizi
Ilustrasi

TASIKMALAYA Upaya Presiden Prabowo Subianto menjaga kedaulatan pangan tak hanya bergerak di ladang dan pasar, tapi juga menembus ruang kelas. Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) kini mempersiapkan buku-buku literasi pangan yang akan menanamkan kesadaran sejak dini tentang arti penting pertanian, perikanan, dan industri pangan bagi masa depan bangsa.

Badan Bahasa, yang berada di bawah Kemendikdasmen, akan menyusun materi tematik dari jenjang PAUD hingga sekolah menengah. Targetnya jelas: membentuk generasi yang bukan hanya memahami, tapi juga siap terlibat langsung dalam ekosistem pangan nasional.

“Kami ingin anak-anak memandang dunia pangan bukan sebagai beban, tapi sebagai harapan. Pertanian itu modern, penting, dan menjanjikan. Inilah kontribusi kami terhadap Asta Cita Presiden, membangun SDM unggul dan mempercepat hilirisasi industri pangan,” ujar Kepala Badan Bahasa, Hafidz Muksin, dikutip dari detik.com, (13/8/2025).

Hafidz menekankan, literasi bukan sekadar kemampuan membaca dan menulis, tetapi keterampilan hidup yang melatih berpikir kritis, bernalar, dan berinovasi.

BACA JUGA : Jadi Perpanjangan Tangan Jokowi, Pengamat Politik: Bahlil Potensi Dimakzulkan dari Ketum Golkar

“Tanpa literasi, tidak ada ruang bagi kreativitas. Sementara masa depan akan ditentukan oleh mereka yang mampu membaca dunia, menalar perubahan, dan menuliskannya kembali dalam bentuk solusi,” tegasnya.

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, melihat penguatan literasi pangan sejalan dengan jati diri Indonesia sebagai negara agraris. Menurutnya, pendidikan harus menghasilkan tenaga terampil yang paham pertanian modern, pengolahan hasil pangan, hingga strategi pemasarannya.

Bagi Presiden Prabowo, pangan adalah urusan strategis. “Tidak ada negara yang merdeka berdaulat tanpa dia produksi makannya sendiri. Karena itu produksi pangan bagi saya adalah strategis,” tegasnya pada arahan di Istana Negara, 6 Agustus lalu.

Dengan kolaborasi antara visi presiden, kebijakan pendidikan, dan inovasi kurikulum, literasi pangan diharapkan menjadi fondasi kokoh bagi ketahanan pangan Indonesia menuju Indonesia Emas 2045. (LS)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *