TASIKMALAYA – Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor (PC GP Ansor) Kota Tasikmalaya mengecam keras tayangan program “Xpose Uncensored” di Trans 7 yang dinilai menyinggung dan merendahkan marwah pesantren serta para santri.
BACA JUGA : 11 Balita di Manonjaya Diduga Keracunan Usai Konsumsi Paket MBG
Ketua PC GP Ansor Kota Tasikmalaya, Kyai Bubung Nizar, menilai tayangan tersebut telah mencederai lembaga pendidikan Islam yang selama ini berperan penting dalam membentuk karakter bangsa.
“Pendidikan adalah proses membangun budi pekerti dan moral. Pesantren menjadi tempat tumbuhnya insan berilmu dan berakhlak, sehingga wajar banyak alumninya yang menjadi tokoh masyarakat hingga tingkat nasional,” ujar Kyai Bubung, Senin (14/10/2025).
Kyai Bubung menyatakan kekecewaannya terhadap Trans 7 yang dianggap tidak sensitif terhadap nilai-nilai pesantren. Ia menilai media nasional semestinya berperan sebagai sarana edukasi, bukan justru menayangkan program yang menyinggung umat.
“Ironis, media sebesar Trans 7 justru menayangkan hal yang menyakiti hati para santri. Kami mengecam keras tayangan itu dan menuntut CEO Transmedia untuk meminta maaf secara terbuka serta sowan ke Pondok Pesantren Lirboyo,” tegasnya.
Selain permintaan maaf terbuka, GP Ansor Kota Tasikmalaya juga mendesak Trans 7 untuk lebih berhati-hati dalam menayangkan program ke depan.
“Kami berharap Trans 7 membuat program yang mendidik tanpa menyinggung pihak mana pun,” jelas Kyai Bubung.
Ia juga menyerukan agar Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) menjatuhkan sanksi tegas terhadap stasiun televisi tersebut.
“Kami meminta KPI memberikan sanksi kepada Trans 7 atas tayangan yang telah mengolok-olok kyai dan pesantren,” ungkapnya.
Kecaman dari GP Ansor Kota Tasikmalaya ini menambah panjang daftar protes dari berbagai elemen masyarakat, terutama dari kalangan Nahdliyin, yang merasa dilecehkan atas isi tayangan “Xpose Uncensored” tersebut. (rzm)