Ekonomi

Elon Musk Kehilangan Rp1.100 Triliun di 2025, Tapi Masih Orang Terkaya Dunia

×

Elon Musk Kehilangan Rp1.100 Triliun di 2025, Tapi Masih Orang Terkaya Dunia

Sebarkan artikel ini
elon musk1
Elon Musk orang terkaya di dunia

TAASIKMALAYA – CEO Tesla dan SpaceX, Elon Musk, mengalami penurunan kekayaan paling signifikan di antara para miliarder dunia sepanjang tahun 2025. Meskipun tetap bertahan sebagai orang terkaya di dunia versi Bloomberg Billionaires Index, total kekayaan Musk terpangkas sebesar US$71,4 miliar sejak awal tahun.

Menurut data yang dihimpun Finbold, per 6 Juli 2025 kekayaan Elon Musk tercatat sebesar US$361 miliar. Rata-rata, kekayaan Musk menyusut sekitar US$381,3 juta per hari sepanjang tahun ini.

Satu-Satunya Miliarder Teratas yang Mengalami Penurunan Kekayaan

Penurunan ini menjadikan Musk sebagai satu-satunya dari lima besar miliarder dunia yang mengalami kerugian kekayaan secara year-to-date (YTD). Sementara itu, para pesaingnya justru mencatatkan kenaikan signifikan dalam portofolio kekayaan mereka.

CEO Meta, Mark Zuckerberg, menempati posisi kedua dengan kekayaan mencapai US$254 miliar, naik US$46,3 miliar sepanjang tahun. Dalam satu sesi perdagangan terakhir, Zuckerberg bahkan menambah US$1,87 miliar ke total kekayaannya.

Di posisi ketiga, pendiri Oracle, Larry Ellison, mencatat kekayaan US$253 miliar, naik US$60,7 miliar YTD dan mencatatkan keuntungan harian terbesar sebesar US$6,52 miliar.

Jeff Bezos, pendiri Amazon, berada di urutan keempat dengan kekayaan mencapai US$244 miliar, mengalami kenaikan harian sebesar US$1,26 miliar dan peningkatan sebesar US$5,33 miliar sepanjang tahun.

BACA JUGA : BSI Siapkan Pembiayaan KUR Tanpa Riba untuk UMKM, Simak Skema dan Syaratnya

Sementara itu, Steve Ballmer, mantan CEO Microsoft, menutup lima besar dengan kekayaan sebesar US$172 miliar. Ia memperoleh US$2,47 miliar dalam satu sesi perdagangan terakhir dan mencatatkan kenaikan US$25,5 miliar sejak awal 2025.

Penurunan Saham Tesla Jadi Faktor Utama

Turunnya nilai kekayaan Musk tak lepas dari penurunan harga saham Tesla, yang anjlok lebih dari 16% sepanjang tahun ini dan diperdagangkan di level US$315,35 per 6 Juli 2025. Penurunan ini dipicu oleh berbagai tantangan yang dihadapi Tesla secara global.

tesla
Tesla salah satu perusahaan terbesar milik Elon Musk

Pengiriman kendaraan Tesla pada kuartal kedua 2025 dilaporkan turun 13% secara tahunan. Penurunan ini mencerminkan menurunnya permintaan kendaraan listrik global serta tekanan dari persaingan ketat dengan produsen mobil listrik asal Cina seperti BYD.

Tekanan Politik dan Reputasi Merebak di Pasar Global

Merosotnya kekayaan Musk juga berkaitan dengan dampak reputasi dari berbagai keputusan bisnis dan politiknya. Kampanye “Tesla Takedown” yang berkembang di Amerika Utara dan Eropa memicu ajakan boikot, penurunan nilai jual kembali mobil Tesla, serta citra negatif terhadap merek tersebut.

Relasi Musk dengan Presiden AS Donald Trump turut memperkeruh suasana. Trump secara terbuka mengkritik ketergantungan Tesla terhadap insentif pajak kendaraan listrik dan bahkan menyarankan pemerintah AS untuk mengakhiri kontrak dengan SpaceX. Pernyataan ini membuat saham Tesla dan SpaceX mengalami gejolak tajam, dan dilaporkan menghapus sekitar US$12 miliar dari kekayaan Musk hanya dalam satu hari perdagangan.

Faktor Eksternal Ikut Memperburuk Situasi

Kondisi ekonomi global yang tidak menentu, termasuk koreksi sektor teknologi, ketegangan perdagangan internasional, serta ketidakpastian regulasi di sektor kendaraan listrik dan luar angkasa, juga turut memberikan tekanan terhadap portofolio kekayaan Musk.

Meskipun menghadapi berbagai tekanan, Elon Musk hingga kini masih menempati posisi teratas dalam daftar orang terkaya di dunia. Namun tren penurunan yang terus berlanjut menjadi sorotan utama para analis pasar dan investor global, yang terus mencermati perkembangan nasib Tesla dan peran strategis Musk di berbagai lini industri teknologi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *