Politik

DPR Ingatkan Transparansi Proyek Kampung Haji Indonesia di Mekkah: Jangan Jadi Sekadar Bisnis Properti

×

DPR Ingatkan Transparansi Proyek Kampung Haji Indonesia di Mekkah: Jangan Jadi Sekadar Bisnis Properti

Sebarkan artikel ini
Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Rivqy Abdul Halim. Foto: dok PKB

TASIKMALAYA – Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Rivqy Abdul Halim, menegaskan pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam pengembangan Kampung Haji Indonesia di Mekkah yang dikelola oleh Danantara.

Rivqy mengapresiasi langkah Danantara yang telah mengakuisisi 14 bidang tanah seluas sekitar 4,4 hektare di Mekkah sebagai bagian dari proyek strategis nasional tersebut. Namun, ia mengingatkan agar proyek ini tidak bergeser menjadi semata-mata bisnis properti, melainkan benar-benar berorientasi pada kepentingan jemaah haji Indonesia.

“Danantara dibentuk untuk mengoptimalkan aset negara. Karena itu, pembelian lahan Kampung Haji harus memberi manfaat nyata bagi jemaah, bukan hanya bernilai investasi,” ujar Rivqy, (18/12/2025), dikutip dari laman resmi PKB.

Menurut Rivqy, Indonesia sebagai negara dengan jumlah jemaah haji terbesar di dunia membutuhkan solusi jangka panjang terkait akomodasi yang nyaman, aman, dan efisien secara biaya. Kehadiran Kampung Haji Indonesia di Mekkah dinilai strategis untuk menjawab persoalan tersebut, asalkan seluruh proses pembangunan dilakukan secara terbuka dan profesional.

Proyek Kampung Haji Indonesia sendiri direncanakan mencakup pembangunan 13 tower hunian dan satu pusat perbelanjaan dengan kapasitas hingga 23 ribu jemaah. Dengan skala besar tersebut, Rivqy menilai pengawasan publik mutlak diperlukan.

BACA JUGA : RI Resmi Beli Hotel dan Lahan Strategis di Mekah, Kampung Haji Indonesia Mulai Dibangun

“Dengan nilai investasi yang sangat besar, Danantara tidak boleh bekerja tertutup. Setiap rupiah uang negara harus kembali dalam bentuk manfaat bagi jemaah,” tegasnya.

Rivqy juga mengusulkan agar perkembangan proyek Kampung Haji Indonesia dilaporkan secara berkala kepada publik sebagai bentuk pertanggungjawaban. Pengawasan sejak awal dinilai penting untuk mencegah potensi penyimpangan dalam pengelolaan aset, anggaran, maupun penunjukan mitra strategis.

Ia menegaskan proyek ini merupakan amanah besar dari Presiden Prabowo Subianto, sehingga tidak boleh disalahgunakan untuk kepentingan sempit.

“Jangan sampai kebijakan strategis ini justru mencederai kepercayaan masyarakat,” ujarnya.

Sebagai informasi, pembangunan Kampung Haji Indonesia di Mekkah diperkirakan membutuhkan dana sekitar US$700–800 juta atau setara Rp11,6–13,2 triliun. Selain pembelian lahan, Danantara juga telah mengakuisisi Novotel Makkah Thakher City yang memiliki 1.461 kamar dengan kapasitas hingga 4.383 jemaah. (LS)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *