TASIKMALAYAKU.ID – Vokalis band GIGI, Armand Maulana, angkat bicara soal kisruh royalti yang melibatkan penyanyi papan atas Agnez Mo dan pencipta lagu Ari Bias. Menurut Armand, persoalan ini bukan sekadar soal izin membawakan lagu, tapi bisa berdampak besar terhadap masa depan industri musik Indonesia.
“Kalau menurut gue, ini salah satu kasus paling besar di industri musik Indonesia. Karena yang dituntut itu bukan promotor, tapi penyanyinya langsung,” kata Armand dalam wawancara di kanal YouTube TS Media, dikutip dari detikom (20/5/2025).
Dari Lagu ke Pengadilan
Semua bermula saat Agnez Mo tampil dalam tiga konser di Surabaya, Jakarta, dan Bandung pada akhir Mei 2023. Dalam konser itu, ia menyanyikan lagu “Bilang Saja”, yang ternyata adalah karya milik Ari Bias. Masalah muncul ketika Ari mengaku tak pernah memberi izin penggunaan lagunya dan tidak mendapat royalti sepeser pun.
BACA JUGA : Deddy Corbuzier: “Saya Cuma Bilang, yang Penting Tegar”
Ari pun mengambil langkah hukum:
-
2 Mei 2024: Ia melayangkan somasi, menuntut ganti rugi Rp1,5 miliar.
-
19 Juni 2024: Melapor ke Bareskrim Polri.
-
11 September 2024: Menggugat secara perdata ke Pengadilan Niaga Jakarta Pusat.
Puncaknya, pada 30 Januari 2025, pengadilan memutuskan Agnez Mo bersalah dan harus membayar Rp1,5 miliar kepada Ari Bias.
Agnez tak tinggal diam. Ia menyatakan akan kasasi, dan menjelaskan bahwa soal perizinan lagu biasanya diurus penyelenggara acara alias event organizer (EO), bukan penyanyi langsung.
Armand: Ini Bisa Bikin Kacau Industri Musik
Lewat akun media sosialnya, Armand menekankan bahwa ia tak ingin memihak siapa pun, tapi ia merasa putusan ini bisa bikin dunia musik jadi saling tuding dan saling sikat.
“Gue bukan fokus ke Agnez atau Ari Bias, tapi ini bisa jadi masalah besar. Bisa bikin musisi saling bermusuhan. Industri musik yang baru mau tertata, bisa-bisa porak poranda,” tulis Armand.
Ia juga menyoroti kemungkinan kebingungan peran dalam konser: kalau penyanyi mulai diwajibkan mengurus izin dan royalti sendiri, lalu peran promotor atau EO jadi apa?
Siapa yang Bertanggung Jawab Sebenarnya?
Kasus ini membuka diskusi besar di kalangan musisi dan pelaku industri hiburan. Banyak yang berpendapat bahwa penanggung jawab izin lagu semestinya adalah EO, bukan artis yang tampil di atas panggung.
Kini para musisi berharap kasus ini jadi momentum perbaikan regulasi agar ke depannya, tidak ada lagi yang dirugikan karena ketidakjelasan aturan. Yang penting, semua pihak bisa bekerja sama demi industri musik Indonesia yang sehat dan profesional. (*)