TASIKMALAYA – Harga emas dunia berbalik melemah lebih dari 1 persen pada perdagangan Rabu (3/12/2025) setelah sebelumnya sempat menyentuh level tertinggi dalam enam pekan. Koreksi ini terjadi karena investor melakukan aksi ambil untung menjelang rilis sejumlah data ekonomi penting Amerika Serikat (AS) dan keputusan suku bunga Federal Reserve (The Fed) pekan depan.
BACA JUGA : Harga Emas Pegadaian Naik pada Selasa 2 Desember 2025, UBS dan Galeri24 Kompak Menguat
Pada penutupan perdagangan, emas spot turun 1,1% ke US$ 4.186,89 per ons, sementara emas berjangka AS untuk pengiriman Februari merosot 1,3% menjadi US$ 4.220,80 per ons.
Wakil presiden sekaligus analis logam di Zaner Metals, Peter Grant, menilai pelemahan ini terutama disebabkan oleh aksi ambil untung setelah reli kuat pada sesi sebelumnya.

“Ini masih bagian dari pola kelanjutan yang kemungkinan berujung pada breakout ke atas. Saya masih melihat peluang emas mencapai US$ 5.000 pada awal tahun depan,” ujar Grant seperti dikutip beritasatu.com dari Reuters.
Ia menegaskan bahwa ekspektasi pasar terhadap penurunan suku bunga The Fed tetap menjadi faktor utama yang menggerakkan harga emas dalam beberapa pekan terakhir.
Pasar Menanti Data Kunci AS Jelang Rapat The Fed
Sentimen investor kini tertuju pada rilis laporan ketenagakerjaan ADP dan data Indeks Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) untuk September yang sempat tertunda. PCE dikenal sebagai indikator inflasi favorit The Fed dan menjadi acuan utama dalam penentuan kebijakan moneter.
Ekspektasi pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan The Fed pekan depan semakin menguat setelah data ekonomi AS menunjukkan tanda-tanda pendinginan serta pernyataan dovish dari sejumlah pejabat bank sentral.
Suku bunga yang lebih rendah biasanya mendukung emas karena menurunkan biaya peluang dalam memegang aset yang tidak memberikan imbal hasil.
Perak Sempat Cetak Rekor, Logam Lain Bergerak Campuran
Selain emas, pergerakan logam mulia lainnya juga mencuri perhatian. Harga perak turun tipis 0,1% ke US$ 57,90 per ons setelah menembus rekor US$ 58,83 per ons. Sepanjang tahun berjalan, perak telah meroket lebih dari 100 persen.
Untuk logam mulia lainnya, platina turun 2% menjadi US$ 1.624,90 per ons, sementara paladium justru menguat 2,3% ke US$ 1.456,86 per ons. (LS)












