Kabupaten Tasikmalaya

Stasiun Rajapolah Sebentar Lagi Terwujud, Kereta Tasikmalaya Siap Bangkit Lewat Kerja Sama Besar Pemprov Jabar–PT KAI

×

Stasiun Rajapolah Sebentar Lagi Terwujud, Kereta Tasikmalaya Siap Bangkit Lewat Kerja Sama Besar Pemprov Jabar–PT KAI

Sebarkan artikel ini
Stasiun Rajapolah dipastikan bakal beroperasi kembali. Foto: dok Pemkab Tasikmalaya

TASIKMALAYA – Harapan masyarakat Tasikmalaya untuk kembali memiliki layanan kereta aktif, terutama wacana Stasiun Rajapolah kini makin dekat menjadi kenyataan. Upaya panjang pasangan Bupati Tasikmalaya Cecep Nurul Yakin dan Wakil Bupati Asep Sopari Al-Ayubi untuk menghidupkan kembali jaringan transportasi rel di Kabupaten Tasikmalaya mendapat dorongan besar melalui kerja sama strategis antara Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan PT Kereta Api Indonesia (PT KAI).

BACA JUGA : Pemkab Tasikmalaya Usulkan Reaktivasi Stasiun Rajapolah untuk Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Langkah itu dipertegas lewat penandatanganan Perjanjian Kerja Sama Optimalisasi Penyelenggaraan dan Pengembangan Perkeretaapian Jawa Barat, Selasa (25/11/2025). Bupati Cecep hadir langsung bersama Gubernur Jabar Dedi Mulyadi, Sekda Jabar Herman Sutarman, Wamenhub Suntana, Direktur Utama PT KAI, serta seluruh bupati/wali kota se-Jabar.

Tidak seperti penandatanganan biasa, prosesi berlangsung di Kereta Inspeksi (KAIS) yang bergerak dari Stasiun Purwakarta menuju Stasiun Gambir. Simbol kuat bahwa pembangunan perkeretaapian Jabar tidak lagi sekadar perencanaan, namun kini sudah berada “di atas rel”.

Stasiun KA Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya. Foto: Rizky Zaenal Mutaqin/tasikmalayaku.id

Rajapolah Masuk Radar Pengembangan Jalur

Salah satu poin penting dari kerja sama ini ialah komitmen Pemprov Jabar dan PT KAI dalam mengaktifkan, menata, serta memperluas layanan rel hingga wilayah Priangan Timur. Dengan adanya rencana perpanjangan Kereta Kilat Pajajaran hingga Garut – Tasikmalaya – Banjar, peluang hadirnya kembali Stasiun Rajapolah semakin terbuka.

Rajapolah telah lama menjadi daerah padat penduduk, pusat UMKM dan kerajinan, serta jalur strategis penghubung Tasikmalaya–Bandung. Namun selama bertahun-tahun, Rajapolah hanya menjadi lintasan tanpa layanan kereta aktif. Kini, melalui proyek besar perkeretaapian Jabar, kawasan tersebut mulai diproyeksikan sebagai titik layanan baru.

BACA JUGA : Stasiun Rajapolah Akan Aktif Lagi, Pemkab Siapkan Penataan Kawasan Sekitar Rel

Baik Bupati Cecep maupun Wakil Bupati Asep sebelumnya telah beberapa kali menyampaikan bahwa akses kereta akan menghidupkan ekonomi Rajapolah, mengurangi kemacetan jalur Gentong, dan menjadi sarana distribusi produk lokal, dari kerajinan sampai hasil bumi.

Kerja sama Pemprov Jabar dan PT KAI ini membuat target tersebut tidak lagi sekadar wacana.

Lewat MoU tersebut, terdapat sejumlah program strategis yang langsung atau tidak langsung mendukung percepatan aktivasi layanan kereta di Tasikmalaya, termasuk Rajapolah:

1. Kereta Kilat Pajajaran (Gambir – Bandung – Garut – Tasikmalaya – Banjar)

Waktu tempuh hanya 1,5 jam Gambir–Bandung, dan total sekitar 2 jam hingga Tasikmalaya–Banjar. Proyek ini otomatis menuntut penataan jalur, peron, dan titik-titik stasiun yang berpotensi aktif, salah satunya Rajapolah.

2. Kereta Logistik “Tani Mukti”

Angkutan hasil bumi rute Jakarta–Cirebon dan Jakarta–Banjar yang juga berhenti di titik logistik Priangan Timur. Kehadiran stasiun di Rajapolah akan menjadi pusat distribusi baru bagi pelaku UMKM dan petani.

3. Dukungan Pengembangan Rel dan Aktivasi Jalur Lama

Pemprov Jabar menegaskan komitmen memaksimalkan jalur selatan Jawa Barat, terutama untuk mobilitas masyarakat Tasikmalaya. Ini termasuk revitalisasi titik-titik stasiun yang berpotensi hidup kembali.

4. Konektivitas Transportasi Terintegrasi Jabar Selatan–Tengah

Ketika jaringan perkeretaapian terhubung hingga Karawang, Bekasi, Bogor, Bandung, Garut, dan Tasikmalaya, dampaknya adalah percepatan ekonomi serta mobilitas pekerja, pelajar, hingga wisatawan.

Jika rencana ini berjalan sesuai arah kebijakan Provinsi dan PT KAI, Rajapolah akan menikmati sejumlah dampak besar:

  • Bangkitnya sentra kerajinan Rajapolah berkat koneksi wisata dan distribusi barang lewat kereta.

  • Akses cepat Tasik–Bandung–Jakarta, memudahkan pekerja, pelajar, dan wisatawan.

  • Mengurai kepadatan jalur Gentong yang selama ini jadi titik macet utama.

  • Membuka peluang investasi di Rajapolah, mulai dari pusat UMKM, pasar modern, hingga layanan transportasi terpadu.

  • Memacu ekonomi Priangan Timur terutama sektor logistik, pariwisata, dan perdagangan.

Dengan masuknya Tasikmalaya dalam program besar perkeretaapian Jabar, pemerintah daerah kini memiliki landasan kuat untuk memperjuangkan percepatan pembangunan layanan kereta di Rajapolah.

Kerja sama Pemprov Jabar dan PT KAI ini bisa jadi merupakan langkah paling nyata dalam dua dekade terakhir untuk membangkitkan kembali layanan kereta di Tasikmalaya. Dan bagi masyarakat Rajapolah, impian melihat kereta berhenti di stasiun wilayah mereka bukan lagi sekadar cerita masa lalu.

Tekanan politik, dukungan teknis, dan kesiapan jalur kini bertemu dalam satu momentum. Jika proses perencanaan berjalan mulus, Stasiun Rajapolah hanya tinggal menunggu lampu hijau untuk kembali hidup. (LS)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *