TASIKMALAYA – Pemerintah Provinsi Jawa Barat terus menegaskan komitmennya untuk memperkuat ekonomi daerah melalui program unggulan “Ekonomi Rancage”. Program ini mendorong masyarakat agar lebih kreatif, mandiri, dan tangguh dalam menghadapi perubahan ekonomi global.
Kegiatan sosialisasi Ekonomi Rancage digelar di Aulia Hall Center, Kota Tasikmalaya, Selasa (11/11/2025). Sebanyak 260 peserta dari berbagai kalangan hadir, mulai dari pelaku UMKM, koperasi, petani, nelayan, hingga pegiat ekonomi kreatif.
BACA JUGA : 1.878 PPPK Paruh Waktu di Kota Tasikmalaya Segera Dilantik, Tinggal Tunggu Tanda Tangan Wali Kota
Makna “Rancage” dan Semangat Kemandirian
Kata “Rancage” dalam bahasa Sunda berarti cekatan, kreatif, dan berdaya cipta. Filosofi ini jadi semangat baru bagi masyarakat Jawa Barat untuk bangkit dan berinovasi dari bawah, membangun ekonomi berbasis potensi lokal.

Menurut R. Viena Ocktaviana, S.Sos., M.M., Analis Kebijakan Ahli Muda Bidang Ketahanan Ekonomi Seni Budaya Agama dan Kemasyarakatan, Ekonomi Rancage bukan sekadar program ekonomi, tapi juga gerakan sosial.
“Ekonomi Rancage adalah gerakan bersama untuk membangun ekonomi yang inklusif. Masyarakat Jawa Barat tidak boleh hanya jadi penonton, tapi harus jadi pelaku utama pembangunan,” tegas Viena.
UMKM dan Ekonomi Kreatif Jadi Tulang Punggung
Pemprov Jabar terus mendorong berbagai langkah konkret untuk memperkuat struktur ekonomi dari desa hingga perkotaan. Melalui Ekonomi Rancage, pemerintah memberikan dukungan lewat pelatihan kewirausahaan, digitalisasi UMKM, akses pembiayaan mikro, hingga penguatan sektor ekonomi kreatif.
Program ini juga membuka ruang kolaborasi lintas sektor menghubungkan potensi desa, industri lokal, dan dunia pendidikan agar bergerak bersama membangun kemandirian ekonomi.
Fokus pada Ketahanan Pangan dan Energi
Selain mendorong sektor UMKM, Pemprov Jawa Barat juga menaruh perhatian besar pada ketahanan pangan dan energi. Dengan potensi sumber daya alam yang melimpah, Jawa Barat terus mengembangkan pertanian modern, teknologi ramah lingkungan, dan energi terbarukan.
“Langkah ini diharapkan bisa memenuhi kebutuhan lokal, meningkatkan ekspor, dan memperkuat ekonomi masyarakat dari bawah,” ujar Viena.
Desa Kini Jadi Pusat Inovasi
Program Ekonomi Rancage mulai menunjukkan hasil. Kini banyak wirausaha muda desa, koperasi digital, dan pelaku ekonomi kreatif berbasis budaya lokal bermunculan di berbagai wilayah Jawa Barat.
Desa yang dulu hanya jadi penghasil bahan mentah, kini berkembang jadi pusat inovasi dan produksi bernilai tambah.
“Kemandirian ekonomi masyarakat adalah pondasi utama pembangunan Jawa Barat. Dengan semangat Rancage, kita tidak hanya membangun infrastruktur, tapi juga karakter masyarakat yang inovatif dan tangguh,” tambah Wahyu, salah satu peserta kegiatan.
Gerakan Bersama Menuju Ekonomi Tangguh
Kini, Ekonomi Rancage telah berkembang menjadi gerakan sosial-ekonomi yang melibatkan pemerintah, pelaku usaha, akademisi, dan masyarakat.
Sinergi lintas sektor ini diharapkan mampu menciptakan ekonomi yang tangguh, adaptif terhadap krisis, dan menyejahterakan masyarakat secara merata.
“Dengan semangat Rancage, Jawa Barat bertekad menjadikan ketahanan ekonomi sebagai pilar utama pembangunan daerah. Kita ingin masyarakat Jabar mandiri, kreatif, dan siap menghadapi masa depan dengan karya nyata,” tutup Viena. (Rizky Zaenal Mutaqin)












