TASIKMALAYA – Produsen mobil listrik asal China, BYD, melaporkan penurunan penjualan sebesar 12% secara tahunan (year-on-year/YoY) pada Oktober 2025. Angka ini menunjukkan tekanan yang semakin besar di tengah persaingan ketat industri kendaraan listrik global.
BACA JUGA : 10 Jurusan S2 Paling Dibutuhkan Dunia Kerja hingga 2030, dari Jurusan Akuntansi sampai AI
Melansir Reuters, Minggu (2/11/2025), BYD menjual 441.706 unit kendaraan pada Oktober 2025, turun dari 502.675 unit pada periode yang sama tahun sebelumnya. Pengumuman ini disampaikan melalui unggahan di Weibo oleh salah satu eksekutif BYD yang bertanggung jawab atas pemasaran dan hubungan masyarakat.
Sebelumnya, perusahaan juga mencatat penurunan laba kuartal ketiga 2025 hingga 33%, dengan pendapatan turun 3% — kontraksi pertama dalam lebih dari lima tahun terakhir. Kondisi ini mencerminkan semakin ketatnya persaingan dari sesama produsen mobil listrik domestik China.

Tren penurunan ini telah terlihat sejak bulan sebelumnya. Pada September 2025, pengiriman kendaraan BYD turun 5,5% YoY menjadi 396.270 unit, yang sekaligus menjadi kontraksi pertama sejak Februari 2024.
Akibat pelemahan tersebut, BYD memangkas target penjualan tahun 2025 sebesar 16%, dari sebelumnya 5,5 juta unit menjadi 4,6 juta unit. Namun, pihak perusahaan menilai penyesuaian ini merupakan langkah adaptif terhadap dinamika pasar global dan tetap menjadi target yang ambisius.
Penjualan di Indonesia Turun, Tersalip Chery dan Wuling
Penurunan performa juga tampak di pasar Indonesia. Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan BYD pada September 2025 tercatat hanya 1.088 unit, turun 57,53% dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 2.562 unit.
Dengan capaian tersebut, BYD harus turun ke posisi ketiga dalam daftar penjualan mobil listrik terbanyak di Indonesia. Chery menduduki posisi pertama dengan 2.105 unit, disusul Wuling dengan 1.339 unit.
Beberapa model BYD yang saat ini dipasarkan di Indonesia antara lain BYD Sealion 7, BYD M6, BYD Atto 3, BYD Atto 1, BYD Seal, dan BYD Dolphin. Perusahaan juga tengah membangun pabrik kendaraan listrik di Subang, Jawa Barat, yang ditargetkan rampung pada akhir 2025.
Pasar Kendaraan Listrik Nasional Terus Tumbuh
Meski penjualan BYD menurun, pasar kendaraan listrik Indonesia terus menunjukkan peningkatan. Data Kementerian Perhubungan mencatat jumlah kendaraan listrik berbasis baterai mencapai 207.478 unit per Juni 2025.
Jumlah itu mencakup 638 unit bus listrik, 266 unit mobil barang, dan 77.227 unit mobil penumpang. Sementara kendaraan konvensional di Indonesia masih mendominasi, dengan 140,9 juta unit sepeda motor dan 20,5 juta unit mobil.
Pemerintah Indonesia menargetkan 2 juta mobil listrik dan 13 juta motor listrik dapat beroperasi di dalam negeri pada tahun 2030 mendatang, seiring dengan dorongan transisi menuju energi bersih dan berkelanjutan. (LS)












