TASIKMALAYA — Ribuan sekolah di Kabupaten Tasikmalaya memerlukan perhatian serius. Berdasarkan data Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Tasikmalaya, tercatat sebanyak 1.268 ruang kelas mengalami kerusakan parah hingga ambruk, sehingga tidak layak digunakan untuk kegiatan belajar mengajar.
BACA JUGA : Kejari Tasikmalaya Selamatkan Uang Negara Rp 5,8 Miliar di Bawah Kepemimpinan Baru
“Data di kami ada sekitar 1.268 ruang kelas sekolah yang rusak parah, ambruk, dan tidak layak digunakan,” ungkap Ahmad Solihin, Kepala Bidang Pendidikan Dasar Disdikbud Kabupaten Tasikmalaya, Kamis (23/10/2025).
Selain kerusakan berat, Ahmad juga menyebut lebih dari 2.400 ruang kelas mengalami kerusakan sedang. Meski masih digunakan untuk kegiatan belajar, ruang-ruang tersebut tetap membutuhkan perbaikan agar kondisinya tidak semakin memburuk.
“Kalau yang rusak sedang ada lebih dari 2.400 ruang kelas. Masih bisa digunakan belajar, tapi tetap harus mendapat penanganan,” ujarnya.
Untuk tahun ini, sebanyak 53 sekolah akan mendapat bantuan revitalisasi yang bersumber dari anggaran pemerintah pusat. Sementara sejumlah ruang kelas lainnya diperbaiki melalui anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Tasikmalaya.
Ahmad menambahkan, terdapat potensi penambahan dua sekolah lagi yang akan mendapat bantuan perbaikan di akhir Oktober ini. Bantuan tersebut berasal dari pemerintah pusat dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
“Ada potensi penambahan jumlah sekolah yang akan diperbaiki, potensinya dua buah dari pusat dan Pemprov Jabar,” tuturnya.
Sementara itu, Bupati Tasikmalaya Cecep Nurul Yakin menegaskan komitmen pemerintah daerah untuk menuntaskan persoalan sekolah rusak.

Ia menyebut, Pemkab Tasikmalaya terus melakukan upaya melalui jalur pengajuan Data Pokok Pendidikan (Dapodik), serta berkoordinasi langsung dengan pemerintah provinsi dan pemerintah pusat.
“Tentu kami sebagai kepala daerah selalu mengedepankan kepentingan masyarakat. Dalam hal perbaikan sekolah, kami juga ikhtiar ke provinsi dan ke pusat. Saya sendiri ke Kemendikdas untuk langsung meminta bantuan revitalisasi,” jelas Cecep.
Cecep menekankan, penyelesaian persoalan sekolah rusak memerlukan kolaborasi lintas pemerintah, mulai dari tingkat pusat, provinsi, hingga kabupaten.
Ia menyampaikan apresiasi atas dukungan yang telah diberikan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) serta Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
“Terima kasih kami sampaikan atas bantuan revitalisasi dari Kemendikdasmen untuk PKBM, PAUD, SD, dan SMP. Dan terima kasih atas usulan pembangunan USB SMA Pagerageung serta SMA Toblongan Bojongasih yang sudah direspons positif oleh Pak Gubernur,” pungkas Cecep. (rzm)