Kabupaten Tasikmalaya

Lagi, Kualitas MBG Dipertanyakan: Dari Nasi Kuning Masam di Cisayong hingga Belatung di Singaparna

×

Lagi, Kualitas MBG Dipertanyakan: Dari Nasi Kuning Masam di Cisayong hingga Belatung di Singaparna

Sebarkan artikel ini

TASIKMALAYA – Polemik Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Tasikmalaya terus bergulir. Setelah kasus keracunan massal di Cipatujah, kini publik kembali digegerkan dengan beredarnya sejumlah video yang memperlihatkan menu MBG tidak layak konsumsi di beberapa kecamatan.

BACA JUGA : Dapur MBG di Cipatujah Disetop, Dandim 0612 Pastikan Perbaikan SOP dan Pendampingan Korban

Salah satu rekaman datang dari Kecamatan Cisayong. Dalam video berdurasi singkat yang beredar di media sosial, seorang kader Posyandu terlihat mengembalikan paket nasi kuning karena sudah masam. Dalam rekaman tersebut, ia meminta maaf kepada warga dan menyatakan makanan tidak layak dikonsumsi.

“Ibu bapak, mohon maaf makanannya sudah tidak layak konsumsi, jadi kami kembalikan,” ucap perempuan berkerudung dalam video itu.

Camat Cisayong, Ayi Mulyana Herniwan, membenarkan kejadian tersebut. Menurutnya, insiden itu terjadi di Desa Sukamukti, tepatnya di wilayah Cipeteuy, pada saat menu MBG baru diluncurkan.

Menu MBG nasi kuning masam di salah satu dapur di Cisayong. Foto: tangkap layar

“Leres (benar) terjadi. Menu MBG dikembalikan karena sudah basi. Hal ini menunjukkan pentingnya pemetaan distribusi makanan agar sesuai dengan jarak dan aksesibilitas. Jika distribusi terlalu jauh dan lambat, makanan berpotensi tidak segar lagi saat diterima,” jelas Ayi.

Temuan Belatung di Sekolah

Tak berhenti di situ, video lain dari SMA Muhammadiyah Singaparna juga menyulut perhatian publik. Dalam rekaman, seorang siswa menunjukkan adanya belatung pada lauk ayam MBG.

Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah Singaparna, Asri Sani Maelani, membenarkan peristiwa tersebut. Ia mengatakan kejadian itu berlangsung pada Rabu (1/10).

“Betul ada kejadian hari Rabu. Hanya satu siswa yang mendapati belatung, tetapi kami langsung mengambil langkah cepat karena khawatir, apalagi setelah kasus keracunan. Kami menyisir makanan siswa lainnya dan berkoordinasi dengan pihak dapur penyedia untuk segera menindaklanjuti,” ujarnya.

Asri menambahkan, pihak sekolah menekankan aspek kehati-hatian agar kejadian serupa tidak menimbulkan keresahan di kalangan siswa maupun orang tua. (rzm)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *