Politik

Perang Dingin Tampaknya Dimulai: Gibran Tak Salami Tiga Menteri di Upacara Militer

×

Perang Dingin Tampaknya Dimulai: Gibran Tak Salami Tiga Menteri di Upacara Militer

Sebarkan artikel ini
gibran4

TASIKMALAYA – Aroma persaingan politik di lingkaran kekuasaan tampaknya mulai tercium. Momen di Lapangan Udara Suparlan, Pusdiklatpassus, Batujajar, Kabupaten Bandung Barat, (10/8/2025), menjadi sorotan setelah Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka terlihat mengabaikan sejumlah tokoh politik senior di hadapannya.

Dalam upacara Gelar Pasukan Operasional dan Kehormatan Militer tersebut, Gibran terekam kamera tidak menyalami Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sekaligus Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia.

Sikap serupa juga ia tunjukkan kepada Menko Infrastruktur sekaligus Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), dan Menko Pemberdayaan Masyarakat sekaligus Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar.

Sementara itu, Gibran justru memilih menjabat tangan sejumlah elite militer, seperti Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Maruli Simanjuntak dan Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Tonny Harjono. Gestur dingin ini diperparah dengan ekspresi Bahlil yang, menurut saksi mata, terlihat hanya melirik tajam ke arah Gibran.

BACA JUGA : Bupati Tasikmalaya Dilaporkan ke Polres Atas Dugaan Pemerasan Proyek Pengadaan Hewan Kurban

Pengamat politik Adi Prayitno menilai momen tersebut wajar jika memicu tanda tanya besar di publik. Baginya, isyarat yang diperlihatkan Gibran mengundang tafsir lebih luas, bahkan bisa menjadi simbol awal “perang dingin” di lingkaran kabinet.

“Tentu ini jadi tanda tanya publik, kok bisa Ketum Golkar tak disalami. Publik saat ini sudah cerdas dan bisa mengambil kesimpulan sendiri terhadap fenomena politik semacam ini,” kata Adi dikutip dari RMOL, (11/8/2025).

Direktur Parameter Politik Indonesia itu menegaskan, Jurubicara Istana perlu segera memberi klarifikasi resmi. Jika dibiarkan, kata dia, narasi hubungan yang retak antara wapres dan menteri bisa berkembang liar dan memanaskan suhu politik nasional.

“Jubir istana harus beri keterangan soal ini, jangan sampai ada spekulasi liar bahwa ada hubungan tak harmonis antara wapres dan menteri. Jubir harus segera bersikap,” tegasnya.

Adi menambahkan, publik sudah mulai mengaitkan insiden ini dengan dinamika menuju Pemilu 2029. Sikap saling dingin di panggung upacara militer bisa saja menjadi pertanda bahwa persaingan politik antar-elite sudah dimulai jauh sebelum tahun politik benar-benar tiba.

“Bahkan mulai ada yang menduga-duga dan mengaitkan dengan persaingan menuju 2029. Karenanya harus segera diclearkan informasi ini,” pungkasnya. (LS)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *