TASIKMALAYA – Kondisi memprihatinkan tengah dialami warga dan aparatur Kelurahan Leuwiliang, Kecamatan Kawalu, Kota Tasikmalaya. Gedung kantor kelurahan yang seharusnya menjadi pusat pelayanan publik kini terbengkalai dalam keadaan rusak parah. Sejak ambruk akibat hujan deras lima bulan lalu, aktivitas pemerintahan terpaksa dipindahkan ke rumah kosong milik warga yang dikontrak sebagai kantor sementara.
Lurah Leuwiliang, Budi Hendarsah, menceritakan bahwa pihaknya sudah berulang kali mengajukan proposal perbaikan, namun hingga kini belum ada tindak lanjut dari pemerintah kota.

“Dari zaman Pak Cheka kami sudah mengusulkan. Terakhir saya dengar kabarnya bulan Juni akan dibangun, tapi sampai masuk Agustus belum ada kejelasan,” ungkap Budi saat ditemui di kantor sementara, Jumat (8/8/2025).
Ia mengaku sempat menanyakan langsung kepada pihak terkait. Namun jawaban yang diterima selalu berubah.
BACA JUGA : Gubernur Jabar Nonaktifkan Kepsek SMAN 3 Tasikmalaya, Dugaan Pungli & Pelecehan Diselidiki
“Katanya Juni, ternyata tidak. Juli pun tidak ada. Sekarang sudah Agustus dan belum ada tanda-tanda dimulai,” keluhnya.
Kejadian ambruknya kantor kelurahan terjadi saat hujan besar mengguyur kawasan tersebut. Beruntung, saat itu gedung sedang kosong sehingga tidak ada korban jiwa. Meski begitu, kerusakan yang terjadi membuat gedung tidak lagi layak digunakan, terlebih atap dan struktur utama runtuh.
Sejak peristiwa itu, pelayanan kepada masyarakat tetap diupayakan berjalan normal, meski dengan kondisi yang serba terbatas. Rumah warga yang disewa untuk sementara tidak sepenuhnya memenuhi kebutuhan ruang kerja.
“Kami sudah lima bulan ngontrak di rumah warga. Kalau ada kegiatan yang mengundang banyak orang, kami sering bingung harus diadakan di mana. Tidak ada aula, tidak ada ruang rapat, semuanya serba terbatas,” ujar Budi.
Ketiadaan fasilitas memadai juga berdampak pada berbagai kegiatan kemasyarakatan. Program yang membutuhkan ruang besar seperti musyawarah, pelatihan, atau pembagian bantuan sering kali harus dipindahkan ke lokasi lain atau diatur dengan sistem bergiliran.
“Aula sangat dibutuhkan, jadi kalau nanti dibangun, kami minta sekalian dirombak total. Supaya lebih nyaman dan aman digunakan,” tegasnya.

Budi berharap Pemkot Tasikmalaya bisa segera merealisasikan anggaran perbaikan kantor kelurahan tersebut. Menurutnya, keberadaan kantor yang representatif bukan hanya untuk kenyamanan aparatur, tetapi juga demi memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat.
“Kelurahan lain sudah ada yang diperbaiki. Harapan saya, Leuwiliang juga segera ditangani karena kondisinya sangat mendesak,” pungkasnya. (rzm)