TASIKMALAYA – Sabtu, 26 Juli 2025 menjadi hari bersejarah bagi masyarakat Kabupaten Tasikmalaya. Pada tanggal ini, daerah yang dikenal dengan kekayaan budaya dan agrarisnya itu genap berusia 393 tahun. Dalam momentum Milangkala ini, masyarakat dari 351 desa yang tersebar di 39 kecamatan tumpah ruah dalam semarak perayaan yang dikemas dalam Pawai Jampana.
Ribuan warga antusias memadati kawasan pusat pemerintahan Kabupaten Tasikmalaya untuk menyaksikan pawai budaya yang menampilkan keanekaragaman hasil bumi, produk kerajinan tangan, serta pertunjukan seni tradisional dari tiap-tiap desa. Pawai ini menjadi simbol rasa syukur, kekompakan, serta bentuk penghormatan terhadap nilai-nilai luhur dan sejarah panjang Kabupaten Tasikmalaya.
Turut hadir dalam acara tersebut tokoh Jawa Barat yang juga mantan Bupati Purwakarta, Kang Dedi Mulyadi (KDM) atau akrab disapa “Bapak Aing”, yang mendampingi Bupati Tasikmalaya H. Cecep Nurul Yakin dalam membuka secara resmi rangkaian Pawai Jampana. Keduanya sebelumnya telah memimpin rapat paripurna di Gedung DPRD Kabupaten Tasikmalaya.
Dalam pidatonya saat paripurna, Bupati Cecep menekankan bahwa peringatan Milangkala ke-393 bukan sekadar agenda seremonial tahunan, tetapi momen refleksi perjalanan sejarah dan tantangan nyata yang dihadapi daerah.
“Momentum ini menjadi lebih istimewa karena juga menandai masa bakti kami sebagai Bupati dan Wakil Bupati Tasikmalaya periode 2025-2030. Kehadiran Gubernur Jawa Barat bukan hanya bentuk dukungan administratif, tetapi juga dukungan moral yang sangat berarti,” ungkap Bupati Cecep.
Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa Kabupaten Tasikmalaya tengah menghadapi tantangan besar, terutama dalam sektor pendidikan. Berdasarkan data tahun 2024, rata-rata lama sekolah di Tasikmalaya berada di angka 7,9 tahun atau setara dengan siswa SMP semester dua. Capaian ini menempatkan Tasikmalaya di peringkat ke-19 dari seluruh kabupaten/kota di Jawa Barat.
“Kita tidak boleh berpuas diri. Potret objektif ini menjadi motivasi bersama untuk terus bergerak maju secara kolektif. Semangat kolaborasi dan gotong royong harus menjadi landasan pembangunan kita,” tegasnya.
Pawai Jampana kali ini mengangkat tema “Nyorang Mangsa, Tasik Raharja” yang bermakna ajakan bagi masyarakat untuk menghadapi dinamika zaman dengan tetap berpijak pada nilai spiritual, budaya lokal, dan semangat gotong royong.
Setiap desa menampilkan keunggulan khas daerahnya, mulai dari hasil pertanian seperti singkong, padi, dan sayuran, hingga produk kerajinan seperti anyaman bambu, batik, dan hasil seni tradisional lainnya. Penampilan para peserta yang mengenakan pakaian adat dan mengarak jampana atau tandu berisi hasil bumi, menciptakan suasana yang meriah sekaligus mengharukan.
Dengan berlangsungnya Pawai Jampana yang sarat makna ini, peringatan Hari Jadi Kabupaten Tasikmalaya ke-393 menjadi momentum yang memperkuat identitas, semangat persatuan, dan tekad membangun daerah ke arah yang lebih baik. (rzm)